Amerika Jual Torpedo Canggih ke Taiwan, Hadapi Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 21 Mei 2020 12:31 WIB

Torpedo MK-48 Mod6 Advanced Technology Heavy Weight Torpedoes milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Business Insider

TEMPO.CO, Taipei – Pemerintah Amerika Serikat telah memberi tahu Kongres mengenai rencana penjualan torpedo canggih ke Taiwan senilai sekitar US$180 juta atau sekitar Rp2.7 triliun.

Langkah AS ini bakal semakin membuat hubungan dengan Cina menegang karena Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

“Lembaga Kerja Sama Keamanan Pertahanan telah menyerahkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk memberi tahu Kongres hari ini soal kemungkinan penjualan senjata itu,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 21 Mei 2020.

AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Tapi negara ini terikat undang-undangnya untuk membantu pulau berhaluan demokrasi itu dengan senjata untuk membela diri.

Cina mengecam secara rutin penjualan senjata AS ke Taiwan.

Advertising
Advertising

Kemenlu AS telah menyetujui penjualan senjata torpedo canggih MK-48 Mod6 Advanced Technology Heavy Weight Torpedoes.

Ini dibarengi penjualan sejumlah peralatan pelengkap.

Lembaga Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS atau DSCA menyebut nilai transaksi ini sekitar US$180 juta.

Pejabat dari lembaga ini mengatakan rencana penjualan senjata ini ke Taiwan selaras dengan kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS.

“Ini agar Taiwan memiliki angkatan bersenjata moderen dan memiliki kemampuan pertahanan yang kredibel,” begitu pernyataan dari lembaga ini.

Pengumuman rencana penjualan torpedo ini muncul bersamaan dengan pidato pelantikan kedua kali Presiden Tsai Ing-wen di Taiwan.

Tsai menyatakan dengan tegas menolak klaim kedaulatan Cina atas Taiwan.

Sedangkan Cina merespon reunifikasi dengan Taiwan tidak terelakkan.

Beijing juga menyatakan tidak akan menoleransi kemerdekaan Taiwan.

Cina telah meningkatkan latihan militer di sekitar Taiwan sejak Tsai terpilih sebagai Presiden untuk periode pertama.

Militer Cina menerbangkan jet tempur berulang kali ke wilayah udara Taiwan dan mengerahkan kapal perang di sekitar perairan Taiwan.

Pemerintah Cina melihat Tsai sebagai seorang separatis yang berusaha memerdekakan Taiwan secara formal.

Tsai menyebut Taiwan sebagai negara merdeka dengan nama Republic of China.

Tsai mengatakan Taiwan tidak mau menerima konsep satu negara dua sistem, yang diterapkan Cina kepada Hong Kong.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

22 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

1 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya