Penyintas Rohingya Diungsikan Menjelang Datangnya Topan Amphan

Rabu, 20 Mei 2020 18:36 WIB

Ilustrasi bencana alam (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas manajemen bencana di Bangladesh telah bergerak untuk mengungsikan pengungsi Rohingya yang bertahan di Teluk Bengal. Hal itu menyusul makin dekatnya Topan Amphan yang diprediksi akan menjadi topan terbesar yang pernah dihadapi Bangladesh.

"Mereka telah dipindahkan ke pusat kamp pengungsian," ujar Bimal Chakma, pejabat senior dari Refugee Relief dan Repatriation Center, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 20 Mei 2020.

Dikutip dari Reuters, para pengungsi yang jumlahnya 306 orang tersebut dipindahkan ke Cox's Bazar. Cox's Bazar sendiri adalah salah satu kamp pengungsian terbesar untuk Rohingya.

Berdasarkan prediksi badan meterologi dan geofisika setempat, Cox's Bazar tidak akan dilewati oleh Topan Amphan. Meski begitu, mereka memprediksi Cox's Bazar akan tetap merasakan dampaknya mengingat derajat bahaya Topan Amphan telah dinaikkan dari 6 ke 9.

Salah satu skenario terburuk yang mungkin terjadi di Cox's Bazar, menurut otoritas setempat, adalah tanah longsor. Hal itu dikarenakan Cox's Bazar berdiri di dekat kawasan perbuktian. Oleh karenanya, semua pengungsi Rohingya diminta untuk bertahan di dalam rumah.

Jika pada akhirnya badai benar-benar akan merusak kamp pengungsian, para pengungsi diminta untuk segera bergerak ke gedung-gedung sekolah atau madrasah. Namun para relawan setempat berharap itu tidak terjadi karena berarti kamp pengungsian akan rusak parah.

Relawan dan pekerja sosial yang membantu para pengungsi menambahkan bahwa Topan Amphan berpotensi mengganggu upaya mereka untuk mengendalikan virus Corona (COVID-19). Dalam situasi normal saja, kata mereka, sudah sulit karena tiap satu kilometer dari kamp pengungsian bisa diisi raturan hingga ribuan orang.

"Tantangannya berat untuk mengendalikan penyebaran virus Corona di antara penyintas Rohingya yang tinggal berdekatan satu sama lain dan berbagi air maupun toilet," ujar Dipankar Datta, Direktur Amal Oxfam di Bangladesh.

Sejauh ini, Amphan dikabarkan memiliki kecapatan angin sebesar 160 kilometer per jam. Dengan kecepatan seperti itu, Amphan diprediksi bisa menyebabkan ombak besar, hujan deras, serta banjir.

Topan Amphan diprediksi akan masuk dari kawasan Chittagong dan Kulna, Bangladesh. Tempat tersebut berjarak 150 kilometer dari lokasi pengungsi Rohingya.

ISTMAN MP | REUTERS



Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

1 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

9 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

9 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

12 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya