Di Amerika, Bedak Bayi Johnson & Johnson Tak Lagi Dijual

Rabu, 20 Mei 2020 15:33 WIB

Bedak bayi Johnson & Johnson. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen perlengkapan untuk balita, Johnson & Johnson, tak akan lagi menjual bedak bayinya (talc powder) di Amerika dan Kanada. Berdasarkan klaim Johnson & Johnson , permintaan terhadap bedak bayi mereka anjlok gara-gara rumor produk tersebut berbahaya untuk dikonsumsi.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Johnson & Johnson tengah menghadapi 19 ribu gugatan hukum akibat bedak bayinya. Belasan ribu gugatan tersebut datang dari konsumen yang mengatakan bedak bayi Johnson & Johnson menyebabkan kanker karena mengandung asbestos, salah satu varian karsinogen.

"Saya berharap ibu saya bisa melihat hari ini (di mana bedak Johnson & Johnson tak lagi dijual)," ujar Crystal Deckard, anak dari Darlene Coker yang diduga menderita Mesothelioma akibat bedak Johnson & Johnson, dikutip dari Reuters Rabu, 20 Mei 2020.

Kasus bedak bayi Johnson & Johnson pertama kali terangkat ke permukaan pada tahun 2018 lalu. Pada saat itu, kantor berita Reuters menerjunkan laporan investigasi yang pada intinya mengungkapkan bahwa Johnson & Johnson dengan sengaja menjual produk yang mengandung asbestos.

Hal tersebut diperkuat dokumen penelitian internal Johnson & Johnson yang bocor ke media. Dalam uji coba produk yang berlangsung dari tahun 1971 hingga 200an, beberapa tes menunjukkan bedak bayi Johnson & Johnson. Namun, Johnson & Johnson tetap membiarkan produk bedak bayi mereka dijual ke publik.

Imbas dari temuan itu, nilai saham Johnson & Johnson anjlok di pasar saham. Valuasi senilai US$ 40 miliar lenyap dalam sehari. DI satu sisi, Johnson & Johnson dihajar berbagai pertanyaan publik soal kebenaran kandungan bedak bayi mereka yang kadung ikonik.

Tak berhenti di situ, Johnson & Johnson juga menjadi target dari investigasi federal. Aparat hukum dari 41 negara bagian terlibat di dalamnya, membongkar praktik produksi Johnson & Johnson. Masalah bedak itu bahkan sampai dibawa ke kongres. Puncaknya, Johnson & Johnson memutuskan untuk berhenti menjual bedak bayi mereka di Amerika dan Kanada.

Anggota parlemen Amerika, Raja Krishnamoorthi, yang ikut terlibat dalam investigasi Johnson & Johnson mengaku lega penjualan bedak bayi mereka dihentikan. Ia berkata, hal tersebut adalah kemenangan bagi kesehatan masyarakat.

"Investigasi kami selama 14 bulan mengungkap bahwa Johnson & Johnson tahu produk mereka mengandung asbestos," ujar Raja, dikutip dari Reuters.

Dalam keterangan persnya, Johnson & Johnson tetap menyakini produk bedak bayi mereka aman. Hal itu, menurut Johnson & Johnson, mengacu pada hasil penelitian medis yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Walau begitu, karena penjualan bedak bayi mereka terus menurun, mereka memutuskan untuk menghentikan penjualannya.

"Perminttan terhadap bedak bayi kami di Amerika Utara telah menurun karena perubahan gaya hidup konsumen yang diperparah oleh misinformasi soal keamanan produk kami," ujar Johnson & Johnson.

"Kami akan terus mempertahankan produk kami, soal keamanannya, dari tuduhan yang tak berdasar," ujar mereka menambahkan.

Per berita ini ditulis, Johnson & Johnson memegang kurang lebih 0,5 persen dari pasar produk kesehatan di Amerika. Bedak bayi mereka tetap menjadi aset mereka yang nomor 1 karena image yang berhasil dibentuk selama ini.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

6 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

9 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

11 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

11 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

14 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

14 hari lalu

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

Polisi Kanada menangkap sembilan orang yang diduga melakukan pencurian emas terbesar dalam sejarah.

Baca Selengkapnya