Amerika Mengancam Menahan Donasi Secara Permanen, WHO Bergeming

Rabu, 20 Mei 2020 06:00 WIB

Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Christopher Black/WHO/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak terpengaruh ancaman Amerika soal penahanan donasi secara permanen apabila organisasi tidak berbenah. Tanpa ancaman atau tidak, WHO merasa memang harus mengevaluasi kinerja dan berbenah.

"Kami menginginkan akuntabilitas lebih dari siapapun. Kami akan terus menghadirkan kepemimpinan yang strategis untuk mengkoordinir respon global," ujar Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di World Health Assembly, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 19 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Donald Trump mendesak WHO untuk segera berbenah terkait penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Menurut Trump, WHO telah menunjukkan kinerja yang buruk di mana pada akhirnya memakan banyak korban.

Trump meminta pembenahan segera dilakukan, dalam periode 30 hari ke depan. Jika dari WHO tidak ada komitmen untuk berbenah, Trump mengancam akan menahan donasi operasional WHO secara permanen. Besarannya, kurang lebih, US$ 600 juta atau yang terbesar di antara 194 anggota WHO lainnya. Selain itu, Trump juga mengancam Amerika akan keluar dari keanggotaan.

Sejumlah diplomat Eropa yang hadir di World Health Assembly tak heran melihat WHO tidak khawatir dengan ancaman Trump. Sebab, WHO sudah mendapat pengganti dana donasi yang ditahan Amerika dari Cina. Presiden Cina Xi Jinping menjanjikan akan memberikan donasi ke WHO sebesar US$ 2 miliar.

Menurut para diplomat tersebut, Cina melihat peluang dari buruknya hubungan Amerika dan WHO. Dengan menutupi lubang donasi yang ditinggalkan Amerika, Cina otomatis mendapat pengaruh yang lebih kuat di WHO. Dengan kata lain, upaya Amerika untuk memperkuat pengaruh di WHO malah diambil alih oleh Cina.

"Sangat jelas Xi Jinping mengambil kesempatan tersebut (memperkuat pengaruh di WHO). Mereka menjanjikan kooperasi yang lebih luas, donasi US$ 2 miliar, dan vaksin bagi semuanya. Apa yang kami khawatirkan malah terjadi, lubang yang ditanggalkan Amerika menjadi milik Cina," ujar diplomat tersebut.

Sebelumnya, sejumlah pihak mengkritik WHO terlalu dekat dengan Cina dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Hal itu dikhawatirkan membuat WHO tidak professional dalam menangani pandemi yang terjadi. Salah satu pengkritik adalah Taiwan yang merasa WHO enggan memasukkannya ke keanggotaan karena pengaruh Cina. CIna menganggap Taiwan bagian darinya sehingga tak berhak masuk ke WHO.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

3 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

4 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

17 jam lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

17 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

18 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

19 jam lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

20 jam lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

20 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

20 jam lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

21 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya