TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India dan Bangladesh telah memerintahkan otoritas manajemen bencana setempat untuk segera mengungsikan warga dari kawasan pesisir. Hal tersebut menyusul prediksi kedatangan topan super (super cyclone), Amphan. Dikutip dari kantor berita Reuters, topan Amphan diprediksi akan datang pada hari Rabu esok.
"Kami hanya memiliki enam jam untuk mengevakuasi warga dari rumah mereka. Tantangannya, kami juga harus menerapkan pembatasan sosial," ujar otoritas manajemen bencana di India, S.G. Rai, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 19 Mei 2020.
Menurut kantor meteorologi dan geofisika di India, topan Amphan berpotensi menjadi topan terparah dalam satu dekade terakhir. Sebab, dari pantauan sejauh ini, Amphan memiliki daya rusak setara badai tingkat 5. Dengan kata lain, dalam waktu singkat, topan Amphan mampu menyapu bersih ladang dan hunian.
Untuk melindungi warga dari topan tersebut, otoritas di India telah menyiapkan kurang lebih 1000 kamp pengungsian. Beberapa di antaranya adalah bekas fasilitas karantina virus Corona yang telah dialihfungsikan. Otoritas setempat berkata, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk membuat kamp pengungsian baru sehingga terpaksa mengubah lokasi karantina.
Di Bangladesh, warga diungsikan ke dataran tinggi. Menteri Muda untuk Manajemen Bencana, Enamur Rahman, mengklaim 12 ribu kamp pengungsian sudah disiapkan di sana yang siap menampung hingga 5 juta orang.
"Kami juga memastikan pembatasan sosial tetap dilakukan dengan menjaga jarak antara warga dan meminta mereka memakai masker," klaim Rahman.
Sejauh ini, Amphan dikabarkan memiliki kecapatan angin sebesar 160 kilometer per jam. Dengan kecepatan seperti itu, Amphan diprediksi bisa menyebabkan ombak besar, hujan deras, serta banjir.
Topan Amphan diprediksi akan masuk dari kawasan Chittagong dan Kulna, Bangladesh. Tempat tersebut berjarak 150 kilometer dari lokasi pengungsian komunitas Rohingya. Belum diketahui apakah Rohingya juga ikut diungsikan.