600 Bank Ikut Program Likuiditas The Fed Rp 450 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 17 Mei 2020 19:15 WIB

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]

TEMPO.CO, Washington – Sekitar 600 bank mengikuti Program Perlindungan Gaji atau Paycheck Protection Program senilai sekitar US$30 miliar atau sekitar Rp450 triliun dari bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve Bank atau The Fed, terkait dampak ekonomi akibat wabah virus Corona atau Covid-19.

Mayoritas bank yang mengajukan bantuan itu adalah institusi keuangan berbasis komunitas.

“Mereka menggunakan 3.676 pinjaman PPP yang disalurkan kepada usaha kecil sebagai jaminan mendapatkan fasilitas likuiditas dari bank sentral The Fed,” begitu dilansir Channel News Asia pada Ahad, 17 Mei 2020.

Cara ini membuat jumlah likuiditas mereka bertambah sehingga sekitar 600 bank kecil dan lembaga keuangan ini bisa menyalurkan lebih banyak pinjaman.

Pejabat The Fed mengatakan telah menerima bunga dan biaya senilai US$2.5 juta atau sekitar Rp37 miliar dari transaksi ini.

Advertising
Advertising

Jumlah US$30 miliar ini hanya sebagian kecil dari jumlah total kredit US$530 miliar atau sekitar Rp7.900 triliun yang dikeluarkan lewat Paycheck Protection Program.

PPP ini merupakan salah satu program inti dari pemerintah federal untuk menjaga stabilisasi ekonomi, yang terdampak akibat wabah virus Corona.

PPP ini menawarkan pinjaman bisnis kecil, yang bisa dihapus jika dana itu digunakan untuk membayar gaji pegawai dan pengeluaran lainnya.

Program sejenis yang digelar The Fed ditujukan untuk mendorong bank berpartisipasi, mengizinkan bank yang ikut serta menyalurkan bisnis kepada usaha kecil dan bisa mendapatkan pemasukan atau fee.

Lalu, bank-bank ini bisa meminjam uang dengan jumlah serupa ke The Fed dengan tingkat suku bunga 0.35 persen.

Wabah virus Corona menyebar ke 185 negara dan telah menginfeksi sekitar 4.6 juta orang dan 312 ribu orang meninggal seperti dilansir situs Johns Hopkins University. Sebanyak 1.7 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan di rumah sakit.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya