WHO: 8 Kandidat Vaksin Virus Corona Sedang Diuji Klinis

Minggu, 17 Mei 2020 10:00 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lembaga penelitian di berbagai negara sedang menguji klinis delapan kandidat vaksin virus corona bersama 110 varian lainnya yang masih dikembangkan.

Perusahaan farmasi dan lembaga kesehatan di negara-negara termasuk Amerika Serikat, Cina dan Jerman telah memimpin pengembangan obat untuk pasien Covid-19.

Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat mengumumkan proyek nasional untuk mempercepat pengembangan vaksin virus corona dan mengatakan hasilnya akan keluar pada akhir tahun atau 12 hingga 18 bulan.

Namun, lepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci, bersaksi ke Kongres pada Selasa bahwa 12 hingga 18 bulan adalah mungkin tetapi tidak ada jaminan vaksin akan bekerja sama sekali, menurut Washington Post.

Dilaporkan Kyodo News, pakar medis Jepang mengatakan vaksin virus corona tidak mungkin tersedia sebelum akhir tahun.

Advertising
Advertising

Perusahaan biotek AS Moderna Inc telah melakukan uji klinis sejak bulan Maret bekerja sama dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS.

Kedua lembaga tersebut sedang mengerjakan vaksin yang mengandung pembawa RNA, bahan genetik yang disintesis untuk menyebabkan sel-sel menghasilkan protein yang mirip dengan virus corona yang dapat memicu respons kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang efektif.

Inovio Pharmaceuticals Inc, perusahaan AS lainnya, memulai uji klinis menggunakan molekul DNA pada bulan April.

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Di Cina, empat kelompok ada dalam daftar WHO, termasuk CanSino Biological Inc, sedang mencoba merekayasa virus lain secara genetik untuk menghasilkan protein virus corona, yang dapat memicu respons kekebalan.

Kemitraan antara perusahaan farmasi AS, Pfizer, dengan BioNTech SE, sebuah perusahaan imunoterapi Jerman, juga sedang mengembangkan vaksin.

Di Jepang, enam kandidat vaksin tetap dalam evaluasi praklinis, dengan Universitas Osaka, Universitas Tokyo, dan Institut Nasional Penyakit Menular, adalah di antara lembaga yang mengerjakan proyek vaksin virus corona.

Mengembangkan vaksin yang efektif membutuhkan beberapa langkah. Pertama dilakukan studi praklinis yang biasanya melibatkan percobaan laboratorium dan hewan, untuk menentukan kekuatan, keamanan dan efektivitas vaksin, disusul oleh beberapa uji klinis pada manusia, dan akhirnya vaksin harus mendapatkan persetujuan pemerintah untuk distribusi publik.

Sementara itu, WHO pada hari Sabtu mengatakan masih belum terbukti jika orang dapat tertular virus corona dengan menyentuh permukaan di mana virus tetap hidup, seperti pegangan, gagang pintu atau keyboard, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Meskipun demikian, direkomendasikan agar orang mendisinfeksi permukaan benda, menurut pedoman yang dikeluarkan oleh badan PBB.

Pedoman tersebut merujuk pada penelitian yang menunjukkan virus dapat bertahan hidup di luar masker wajah medis hingga tujuh hari.

Tetapi WHO juga mencatat bahwa studi tentang kemampuan virus corona untuk bertahan hidup harus dilihat dengan skeptis, karena studi tersebut dilakukan di laboratorium dengan sedikit pengaruh pada kondisi di lapangan.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

24 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

27 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

28 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya