The Fed Sebut Pandemi Corona Ancam Rumah Tangga dan Bisnis

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 16 Mei 2020 14:42 WIB

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]

TEMPO.CO, Washington – Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve Bank, mengatakan sektor finansial menghadapi masalah signifikan karena pandemi virus Corona atau Covid-19.

Kondisi keuangan perusahaan dan rumah tangga masyarakat juga menghadap tekanan keuangan hingga beberapa waktu ke depan.

“Wabah Covid-19 menimbulkan risiko parah terhadap bisnis di semua lini dan juga jutaan rumah tangga masyarakat,” begitu bunyi laporan dari The Fed seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 16 Mei 2020.

Kebijakan awal The Fed telah membantu meningkatkan kondisi ekonomi hingga taraf tertentu.

Namun, kondisi dari sistem perbankan justru masih mengalami masalah.

Advertising
Advertising

Ada risiko bahaya keuangan besar yang bisa terjadi jika pandemi ini berlangsung lebih lama dari prediksi.

Ini menjadi sinyal dari The Fed bahwa pemulihan ekonomi bakal berlangsung sulit.

Laporan The Fed menyatakan rumah tangga warga dan bisnis menghadapi tekanan gaji dan pendapatan akibat wabah virus Corona.

The Fed menilai tekanan ekonomi ini bisa mendorong perusahaan besar seperti perusahaan lindung nilai, rumah tangga, hingga bisnis kecil bisa menjual aset atau menyatakan bangkrut sesuai undang-undang.

“Intervensi kuat sejak awal berhasil secara efektif menyelesaikan tekanan likuiditas,” kata Lael Brainard, salah satu petinggi The Fed.

Wabah virus Corona ini berasal dari Wuhan, Cina, dan menyebar sejak Desember 2019. Wabah ini telah menginfeksi sekitar 4.5 juta orang di 185 negara seperti dilansir data situs Johns Hopkins University.

Wabah virus Corona ini telah menelan korban jiwa 307 ribu jiwa dengan 1.6 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Lima negara yang menempati posisi teratas untuk wabah virus Corona dan Covid-19 ini adalah Amerika Serikat dengan 1.4 juta kasus, Rusia dengan 262 ribu, Inggris dengan 238 ribu, Spanyol dengan 230 ribu orang dan Italia dengan 223 ribu.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

7 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

14 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

16 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

3 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

4 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

5 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

6 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

6 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya