Warga Afganistan Tertatih Hadapi Corona dan Pemberontak Taliban

Sabtu, 16 Mei 2020 06:00 WIB

Delkhah Sultani, 30 tahun, sedang berbuka puasa dengan anak-anaknya. Virus corona telah membuat penghasilannya sebagai jasa cuci-gosok pakaian turun. Sumber: Reuters.com

TEMPO.CO, Jakarta - Delkhah Sultani, 30 tahun, mengambil jemuran di luar rumahnya di Kota Kabul, Afganistan, sambil ditemani putrinya. Sebelum wabah virus corona menyebar, Sultani biasa mendapatkan upah US$ 3 per hari atau Rp 44 ribu untuk jasa cuci-gosok pakaian di rumah tetangga, namun sekarang dia hanya bisa mengumpulkan US$ 1 atau Rp 14 ribu untuk menghidupi dia dan empat anaknya.

“Sejak awal bulan suci Ramadan, saya kesulitan mencari pekerjaan karena orang-orang tidak memanggil saya ke rumah mereka untuk mencucikan pakaian mereka. Mereka takut dengan virus corona,” kata Sultani, seperti dikutip dari reuters.com.

Sultani adalah orang tua tunggal. Suaminya meninggal enam tahun silam dalam sebuah serangan bom bunuh diri.

Delkhah Sultani, 30 tahun, sedang bersama anak-anaknya. Wabah virus corona telah membuat penghasilannya sebagai buruh cuci-gosok anjlok. Sumber : Reuters

Seperti jutaan warga Afganistan lainnya, Sultani menghadapi kesulitan ekonomi dan kelaparan akibat dampak dua bencana sekaligus, yakni pandemik virus corona dan kerusakan karena perang sipil selama puluhan tahun.

Advertising
Advertising

“Saya tidak punya uang untuk mengajak putra saya ke tukang cukur atau membeli makanan. Sering sekali kami tak punya makanan untuk sekadar membatalkan puasa kami,” kata Sultani.

Setidaknya ada 6 ribu orang di Afganistan terdampak virus corona. Di negara itu, ada sekitar 153 pasien virus corona yang meninggal yang diperparah dengan lemahnya infrastruktur Kesehatan di Afganistan. Pejabat di Pemerintah Afganistan memperingatkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona kemungkinan lebih besar dari angka yang tercatat karena baru sedikit orang yang menjalani tes virus corona.

“Jumlah orang yang membutuhkan bantuan di Afganistan, naik. Pandemik ini diperkirakan telah berdampak buruk pada kehidupan masyarakat di penjuru Afganistan hingga beberapa tahun ke depan,” kata Parvathy Ramaswami, Wakil Direktur World Food Programme untuk Afganistan.

Pandemik virus corona telah membuat banyak negara di dunia terpuruk, bahkan negara dengan perekonomian terkuat. Dampak virus mematikan ini membuat Pemerintah Afganistan menghadapi kemungkinan krisis fiskal dan kelompok radikal Taliban yang kembali melakukan pemberontakan. Meskipun upaya damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat sedang berlangsung, namun serangan teror hampir terjadi setiap hari.

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

5 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

8 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

17 hari lalu

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

Media yang dikelola Pemerintah Daerah Gaza mengungkap rentetan data mengerikan dampak perang Gaza, di mana serangan Israel 16 kali dalam sehari

Baca Selengkapnya

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

22 hari lalu

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

Di hari pertama liburan Idul Fitri, serangan Israel menewaskan 14 orang termasuk sejumlah anak-anak di sebuah rumah warga.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

23 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengakui kelaparan bisa menyebabkan kekerasan lebih cepat dan hanya memperpanjang konflik.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

26 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Setujui Pembukaan Kembali 20 Toko Roti dan Pipa Air di Gaza Utara

26 hari lalu

PBB: Israel Setujui Pembukaan Kembali 20 Toko Roti dan Pipa Air di Gaza Utara

PBB pada Sabtu mengatakan Israel telah mengizinkan pembukaan 20 toko roti di Jalur Gaza utara dan saluran air untuk memasok daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

28 hari lalu

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

Lebih dari 300 ribu orang diyakini terperangkap di utara Gaza, tak bisa melarikan diri. Mereka dipaksa hidup dengan rata-rata 245 kalori per hari

Baca Selengkapnya