Taiwan Ogah Turuti Syarat Cina untuk Bisa Gabung WHO

Jumat, 15 Mei 2020 13:27 WIB

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO. Sumber: Reuters / Denis Balibouse/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Taiwan menegaskan bahwa mereka tidak akan memenuhi syarat apapun dari Cina untuk bisa bergabung ke Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Adapun syarat yang diberikan oleh Cina adalah Pemerintah Taiwan harus mengaku sebagai bagian dari negeri tirai bambu tersebut.

"Tidak akan kami menerima syarat yang mustahil seperti itu," ujar Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 15 Mei 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, WHO akan menggelar World Health Assembly pada pekan ini. Di event tersebut, otoritas kesehatan dari berbagai negara akan dikumpulkan untuk membahas kondisi dan strategi terbaru dalam menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19).

Taiwan, sebagai salah satu negara yang berhasil menghadapi Corona, berharap bisa bergabung dalam event tersebut. Tidak sebagai pemerhati, namun sebagai peserta aktif. Namun, hal tersebut terhalang statusnya yang bukan anggota WHO.

Berbagai upaya lobi telah dilakukan Taiwan dan beberapa negara pendukungnya ke WHO. Namun, Cina menahan upaya tersebut dengan menyatakan kepada WHO bahwa Taiwan bukan negara mandiri. Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari dirinya, dengan kata lain tak memiliki legitimasi untuk bergabung ke WHO. Cina juga menganggap segala dukungan ke Taiwan tidak tulus dan bernada politis.

Kabar terbaru, Cina memperbolehkan Taiwan bergabung. Namun, dengan syarat mengakui dirinya sebagai bagian dari Cina. Sebelumnya, Cina mengatakan bahwa Taiwan tidak perlu ikut World Health Assembly karena hasilnya akan disupply oleh Cina.

Deputi Menteri Luar Negeri Taiwan, Kelly Hsieh, mengatakan bahwa Taiwan tidak perlu diwakili Cina atau bahkan mengaku menjadi bagian dari Cina. Ia berkata, Taiwan adalah negara mandiri dan sangat berhak untuk masuk ke WHO. Ia mengaku kecewa apabila WHO, yang seharusnya netral, terjebak kepentingan politik Cina.

"Kami berharap WHO bisa mengesampingkan segala urusan politik dan mulai bersikap netral serta professional," ujar Hsieh.

WHO, secara terpisah, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hak ataupun kewajiban untuk mengundang Taiwan. Hal tersebut, kata WHO, berada di tangan negara anggota.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

20 menit lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

11 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

14 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

15 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya