Trump Ancam Putus Hubungan dengan Cina karena Virus Corona

Jumat, 15 Mei 2020 08:30 WIB

Presiden AS Donald Trump berpartisipasi dalam program siaran langsung balai kota virtual Fox News Channel berjudul "America Together: Returning to Work" tentang respons terhadap pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang disiarkan dari dalam Lincoln Memorial di Washington, AS 3 Mei 2020.[REUTERS / Joshua Roberts]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan memutus hubungan dengan Cina dan mengaku enggan berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping karena perselisihan virus corona.

Pernyataan Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada Kamis adalah retorika terbarunya yang semakin memanaskan hubungan AS dengan negara ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dikutip dari Reuters, 15 Mei 2020, dalam wawancara itu Trump mengatakan dirinya kecewa karena Cina gagal mengendalikan wabah.

"Mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini terjadi," kata Trump. "Jadi saya membuat kesepakatan perdagangan yang hebat dan sekarang saya mengatakan ini tidak terasa sama bagi saya. Tinta hampir kering dan wabah datang. Dan itu tidak terasa sama bagi saya."

Kekesalan Trump meluas kepada Xi Jinping, sosok yang berulang kali dia sebut memiliki memiliki hubungan yang baik.

Advertising
Advertising

"Tapi saya hanya, untuk saat ini, saya tidak ingin berbicara dengannya," kata Trump dalam wawancara yang direkam pada hari Rabu.

Trump ditanyai tentang saran senator Republik agar visa AS menolak visa untuk pelakar Cina yang mendaftar untuk belajar di bidang terkait dengan keamanan nasional, seperti komputasi kuantum dan kecerdasan buatan.

"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan banyak hal. Kita bisa memutus seluruh hubungan," jawabnya.

"Sekarang, jika Anda melakukan itu, apa yang akan terjadi? Anda akan menghemat US$ 500 miliar (Rp 7448 triliun)," kata Trump, merujuk pada perkiraan impor tahunan AS dari Cina, yang sering disebutnya sebagai uang hilang.

Pernyataan itu mengundang ejekan dari Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid Global Times yang berpengaruh di Cina, yang merujuk pada komentar Trump yang pernah mengatakan pada bulan lalu bahwa Covid-19 bisa diobati.

"Presiden ini pernah menyarankan pasien Covid-19 untuk disuntik disinfektan," tulis Hu di Twitter. "Ingat ini dan kalian tidak akan terkejut ketika dia mengatakan dia bisa memutuskan seluruh hubungan dengan Cina. Yang bisa saya katakan adalah dia berada di luar imajinasi saya untuk presiden yang normal."

Trump dan pendukungnya dari Partai Republik telah berulang kali menuduh Beijing gagal memperingatkan dunia akan tingkat keparahan dan ruang lingkup wabah virus corona, yang telah memicu kontraksi ekonomi global dan mengancam peluang Trump menang dalam pilpres AS bulan November.

Amerika Serikat saat ini adalah negara yang paling parah terpukul akibat virus corona.

Cina menegaskan mereka telah transparan terkait virus corona, dan di tengah adu mulut yang semakin sengit, kedua pihak telah mempertanyakan masa depan kesepakatan perdagangan.

Di bawah Fase 1 perjanjian perdagangan, Beijing berjanji untuk membeli setidaknya US$ 200 miliar (Rp 2.979 triliun) tambahan untuk barang dan jasa tambahan dari AS selama dua tahun, sementara Washington setuju untuk menurunkan tarif barang-barang Cina secara bertahap.

Mengingat perang kata-kata atas pandemi, Global Times pada hari Kamis mengutip para ahli yang mengatakan Beijing berusaha untuk memecah ketegangan yang meningkat dengan Washington, dan bahwa rencana untuk meningkatkan pembelian produk pertanian AS termasuk barley, blueberry dan pir mencerminkan hal ini.

"(Cina) masih berharap bahwa masalah ekonomi dan perdagangan tidak akan dipolitisasi karena itu tidak baik bagi kedua belah pihak," kata Li Yong, wakil ketua Komite Ahli Asosiasi Perdagangan Internasional Cina, yang dikutip Global Times.

"Harapannya adalah bahwa kedua belah pihak akan menyelesaikan tantangan melalui komunikasi daripada menunjuk dengan jari," kata Yong.

Sementara badan-badan intelijen AS mengatakan bahwa virus corona tampaknya bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik dan menolak teori yang didengungkan oleh beberapa pendukung Trump. Namun, dalam wawancara hari Rabu, Trump bersikukuh Cina mestinya bisa menghentikan wabah sejak awal.

"Apakah itu berasal dari lab atau berasal dari kelelawar, semuanya berasal dari Cina, dan mereka seharusnya menghentikannya," katanya. "Itu di luar kendali."

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa AS harus fokus memperbaiki masalah-masalahnya di dalam negeri dan berhenti menyebarkan disinformasi atau menyesatkan masyarakat internasional.

Para pengkritik mengatakan klaim Donald Trump yang menyalahkan Cina hanyalah alibi pembelaan diri karena lambatnya respons pemerintah menangani virus corona.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

5 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

12 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

21 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya