Berontak, Vietnam Lawan Larangan Cina di Laut Cina Selatan

Kamis, 14 Mei 2020 11:19 WIB

Kepulauan Paracel. visithainan.com.au

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Vietnam mendorong nelayan-nelayannya untuk tetap melaut di sekitar Kepulauan Paracel meski sudah dilarang oleh Cina. Menurut Vietnam, larangan yang berjalan di perairan Laut Cina Selatan tersebut tidak sah. Sebab, tempat para nelayan tersebut melaut, menurut mereka, masih masuk dalam kawasan perairan Vietnam.

"Kami meminta otoritas lokal untuk memperkuat manajemen dan pengawasan terhadap kegiatan perikanan. Selain itu, memantau keberangkatan kapal selama masa berlaku larangan," ujar Kementerian Agrikultur dan Pengembangan Daerah Tertinggal Vietnam sebagaimana dikutip dari Radio Free Asia, Kamis, 14 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Cina mulai melarang kapal-kapal negara lain untuk melaut di sekitar Kepulauan Paracel sejak tanggal 1 Mei lalu. Cina mengklaim perairan tersebut sebagai bagian yurisdiksinya. Oleh karenanya, tidak boleh ada satupun kapal yang masuk ke sana tanpa seizin Cina. Cina juga berdalih bahwa larangan tersebut untuk menjaga kelestarian.

Larangan tersebut diprotes oleh Vietnam dan Filipina. Menurut mereka, perairan tersebut tidak bisa sembarangan diklaim oleh Cina dan kemudian melarang kapal-kapal lain melaut di sana. Apalagi, kawasan perairan yang dilarang masih berada dalam status sengketa yang melibatkan banyak negara, termasuk Malaysia, Taiwan, dan Filipina.

Menanggapi aksi Vietnam, Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan bahwa Vietnam tidak memiliki hak untuk menuduh sembarangan.

"Vietnam tidak berhak menuduh sembarangan ke Cina, apalagi menyemangati nelayannya untuk melanggar hak atau kepentingan kami serta mengganggu kelestarian perikanan di kawasan terkait," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian.

Sejumlah pakar menganggap Cina tidak memiliki niatan apapun untuk menjaga kelestarian perikanan di sekitar Kepulauan Paracel. Larangan yang diberlakukan Cina hanyalah satu dari sekian upaya mereka untuk menegaskan klaim terhadap kawasan-kawasan di Laut Cina Selatan.

Pakar kelautan dari US Naval War College, John B Hattendorf, mengatakan bahwa Cina berupaya menciptakan kondisi tertutup, tidak bebas, dan sino-sentris di Laut Cina Selatan.

"Untuk mewujudkan visi mereka, Cina memberlakukan berbagai larangan berdasarkan hukumnya sendiri di kawasan perairan negara lain. Jika diperhatikan, kawasan perairan yang diklaim Cina sesungguhnya jauh dari yurisdiksi dia," ujar Hattendorf.

ISTMAN MP | RFA | EXPRESS

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

21 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

22 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

1 hari lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya