Trump Enggan Melakukan Renegosiasi Kesepakatan Dagang Dengan Cina

Selasa, 12 Mei 2020 18:41 WIB

Presiden AS Donald Trump berpartisipasi dalam program siaran langsung balai kota virtual Fox News Channel berjudul "America Together: Returning to Work" tentang respons terhadap pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang disiarkan dari dalam Lincoln Memorial di Washington, AS 3 Mei 2020.[REUTERS / Joshua Roberts]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump menolak keinginan Cina untuk renegosiasi kesepakatan dagang yang mereka teken Januari lalu. Trump malah mengaku sempat mempertimbangkan untuk membatalkan kesepakatan yang ditujukan untuk mencegah perang dagang Amerika Serikat-Cina yang lebih parah itu.

"Tidak, tidak akan. Tidak sedikitpun karena kami sudah meneken kesepakatan. Saya sudah mendengar wacana tersebut, soal renegosiasi agar lebih menguntungkan mereka," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 12 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Cina berencana untuk mengubah kesepakatan dagang yang diteken pada Januari lalu. Mereka menginginkan renegosiasi agar posisi Cina bisa sedikit lebih beruntung. Hal itu diungkapkan oleh seorang penasehat dagang Pemerintah Cina yang enggan disebutkan namanya.

Untuk saat ini, Cina bertahan dengan kesepakatan yang sudah ada. Mereka menyebutnya sebagai kesepakatan "Fase 1". Salah satu perkembangan terbarunya, Cina mengecualikan 79 produk import Amerika dari perang tarif dagang dengannya. Hal itu diyakini dilakukan Cina untuk menunjukkan komitmen mereka pada kesepakatan yang ada.

Perkembangan lain, importir Cina baru saja memesan 240 ribu ton atau empat kargo kedelai dari Amerika. Hal itu dilakukan tak lama setelah Trump mengeluhkan Cina yang kurang banyak membeli dari Amerika. Padahal, dalam kesepakatan dagang Januari lalu, Cina sepakat membelanjakan US$200 miliar untuk produk Amerika. Sebagai timbal baliknya, Amerika sepakat memangkas tarif impor.

Mantan penasehat dagang untuk Gedung Putih, Clete Willems, mengatakan Cina sesungguhnya sudah mengikuti isi kesepakatan dagang dengan Amerika. Oleh karenanya, tak ada alasan bagi Trump untuk membatalkan kesepakatan itu sepenuhnya.

"Dan saya rasa kita tidak berada di posisi bagus untuk membatalkannya. Kesepakatan itu membawa banyak keuntungan," klaim Willems yang terlibat aktif dalam kesepakatan dagang Amerika-Cina.

Peneliti senior dari China Institute of Contemporary International Relations, Chen Fengying, optimistis kesepakatan dua negara akan tetap berjalan. Menurutnya, perseteruan keduanya saat ini hanya di level retoris. Dalam situasi sesungguhnya, kedua negara saling membutuhkan satu sama lain.

"Cina masih ingin membeli komoditas dari Amerika seperti kedelai dan babi. Pertanyaannya sekarang lebih ke apakah Amerika bisa menyediakannya. Tingginya demand adalah hal tersulit dan ini yang bisa memicu renegosiasi," ujarnya soal perang dagang Amerika Serikat-Cina.

ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

10 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

13 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

15 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

18 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya