Portugal Akan Beri Suaka Perlindungan ke 60 Pengungsi Anak

Minggu, 10 Mei 2020 14:15 WIB

Seorang anak pengungsi menawarkan bunga kepada seorang polisi anti huru hara di sebelah sebuah kamp di kota Diavata di Yunani utara, Kamis, 4 April 2019. Puluhan anak-anak dan perempuan turut terjebak dalam bentrokan tersebut. REUTERS/Alexandros Avramidis

TEMPO.CO, Jakarta - Portugal memberikan suaka perlindungan pada sekitar 60 anak-anak di beberapa kamp pengungsian di Yunani, yang datang mengungsi ke Eropa sebatang kara. Ketua Partai Sosialis Portugal, Isabel Santos, menyebut keputusan ini karena kekhawatiran wabah virus corona menyerang kelompok rentan.

Situs reuters.com mewartakan anak-anak yang diberi suaka itu diperkirakan akan tiba di Portugal dalam beberapa pekan ke depan, namun tanggal pastinya belum spesifik.

Seorang pengungsi menggendong seorang anak saat berjalan di luar kamp di kota Diavata di Yunani utara, 5 April 2019. Bentrok terjadi saat polisi berupaya mencegah para pengungsi melintasi perbatasan dan meminta mereka kembali ke kamp mereka. REUTERS/Alexandros Avramidis

Setidaknya ada 5.200 pengungsi yang datang mengungsi sendirian dan saat ini ditampung di kamp pengungsian di beberapa pulau di wilayah Aegean, Yunani. Banyak dari mereka dalam kondisi memprihatinkan.

Lembaga HAM, Human Right Watch mengatakan otoritas Yunani belum cukup melakukan upaya dalam mengatasi kelebihan kapasitas di kamp pengungsian dan kurangnya akses perawatan kesehatan, air bersih, sanitasi dan produk-produk higienis lainnya. Pemerintah Yunani diimbau untuk melakukan upaya untuk menekan penyebaran virus corona di kamp-kamp itu.

Advertising
Advertising

Portugal mengatakan akan memberikan suaka perlindungan pada beberapa anak-anak di kamp-kamp itu sebagai bagian dari skema sukarela Eropa yang akan merelokasi sekitar 1.600 pengungsi. Negara lain seperti Jerman, Irlandia, Prancis dan Luxembourg juga terlibat dalam inisiatif ini.

Di Portugal ada 27.406 kasus virus corona. Dari jumlah itu, 1.126 kasus berakhir dengan kematian.

Santos mengatakan saat ini penting bagi Eropa untuk merespon masalah pengungsi yang berkerumun di Yunani. Dia pun mengklaim skema relokasi sukarela Eropa sudah gagal.

“Anak-anak ini dalam kondisi yang sangat buruk. Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian yang sesak dan banyak kasus mereka tinggal di tempat yang kelebihan hingga lima kali lipat daya tamping,” kata Santos.

Ratusan imigran dan pengungsi melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di negara asal mereka seperti Suriah. Mereka menjadikan Yunani sebagai pintu masuk ke negara-negara Eropa.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

4 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

5 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

6 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

6 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

9 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

11 hari lalu

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani

Baca Selengkapnya

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

12 hari lalu

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

12 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya