Hubungan AS - Libya Masuki Babak Baru.

Reporter

Editor

Sabtu, 6 September 2008 08:59 WIB

TEMPO Interaktif, Libya:

"Kami sedang mengerjakan kerangka investasi perdagangan yang akan memperbaiki iklim untuk investasi, yang saya tahu banyak perusahaan Amerika mau melakukan," Rice.

Bahkan, dalam pertemuan itu juga disinggung keanggotaan Libya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kendati pembicaraan itu masih berupa pembicaraan awal. "Yang terang, hubungan kami, sudah mendapatkan satu babak baru. Kami telah membangun kerangka yang bagus untuk hubungan kami ke depan,"

Rice menjelaskan kepada Gaddafi tentang rencana AS untuk mendirikan pangkalan utama di Afrika, Africom. Ia menjelaskan, kan maksud pendirian pangkalan itu adalah untuk membantu negara-negara Afrika dalam mengatasi persoalan keamanan dan menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.

Rice pun mengulangi pernyataannya, bahwa AS tidak mempunyai musuh permanen di mana pun. Sementara, saat ditanya apakah dalam pertemuan itu, +ia menyinggung persoalan hak-hak azasi manusia,

Advertising
Advertising

Menurut Rice kepada pemimpin Libya itu, dirinya mengatakan bahwa pentingnya memelihara dialog terbuka, termasuk tentang hak-hak azasi manusia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Libya, Abdel Rahman Shalgam mengatakan kunjungan Rice ke negaranya itu merupakan satu bukti adanya sebuah perubahan yang dilakukan oleh Libya, AS, dan dunia.

Yang terang, kunjungan Rice ini merupakan peristiwa sejarah yang menandai babak baru hubungan AS – Libya. Karena Rice merupakan Menteri Luar Negeri As yang pertama yang mengunjungi Libya sejak 1953.

Serangkaian ketegangan menandai hubungan antar kedua negara sejak tahun itu hingga beberapa tahun terakhir. Pada 1986, Tripoli dibom AS atas perintah Presiden AS saat itu, Ronald Reagan. Dan pada 2003, AS memasukkan Libya sebagai salah satu sponsor aksi terorisme.

Namun, hubungan keduanya mulai ada tanda-tanda mencair dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, pada awal bulan September ini, Libya telah menyetujui untuk membayar kompensasi kepada keluarga korban pengeboman pesawat udara di Lockerbie. Dan sebaliknya, AS juga akan membayar kompensasi kepada keluarga korban pengeboman kota Tripoli yang dilakukan AS pada 1986 silam.



Arif Arianto/BBC



Berita terkait

Menlu Retno Sebut Politik Luar Negeri Indonesia Tidak Transaksional

9 Januari 2024

Menlu Retno Sebut Politik Luar Negeri Indonesia Tidak Transaksional

Menlu Retno membantah pernyataan Anies soal politik luar negeri Indonesia transaksional.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Sampaikan Penekanan Politik Luar Negeri Indonesia

11 Desember 2023

Menko Airlangga Sampaikan Penekanan Politik Luar Negeri Indonesia

Tahun 2045 akan menjadi momentum berharga bagi Indonesia karena akan memperoleh window of opportunity.

Baca Selengkapnya

Pidato di CSIS, Anies Baswedan Tawarkan Empat Langkah Politik Luar Negeri

8 November 2023

Pidato di CSIS, Anies Baswedan Tawarkan Empat Langkah Politik Luar Negeri

Anies Baswedan menyatakan akan menerapkan 4 langkah politik luar negeri jika terpilih pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Sebut 4+1 Prioritas Politik Luar Negeri RI 2019-2024

29 Oktober 2019

Menlu Retno Sebut 4+1 Prioritas Politik Luar Negeri RI 2019-2024

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, prioritas politik luar negeri RI 5 tahun ke depan akan bertumpu pada prioritas 4+1. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Indonesia Keja Sama Putus Jalur Logistik Terorisme  

29 Mei 2017

Indonesia Keja Sama Putus Jalur Logistik Terorisme  

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan Indonesia telah mengantisipasi kemungkinan masuknya militan ISIS.

Baca Selengkapnya

JK: Ketegangan Semenanjung Korea Rumit, Kita Bisa Kena Akibat

19 April 2017

JK: Ketegangan Semenanjung Korea Rumit, Kita Bisa Kena Akibat

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menganggap memanasnya situasi di Semenanjung Korea adalah perkara yang rumit.

Baca Selengkapnya

Ryamizard Pastikan Hubungan Indonesia-Australia Baik-baik Saja  

5 Januari 2017

Ryamizard Pastikan Hubungan Indonesia-Australia Baik-baik Saja  

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia tak terganggu.

Baca Selengkapnya

Benci, tapi Rindu Hubungan Indonesia-Australia  

5 Januari 2017

Benci, tapi Rindu Hubungan Indonesia-Australia  

Hubungan Indonesia-Australia kerap panas-dingin. Kini, persoalan materi pelatihan militer Australia yang dianggap menghina Indonesia menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Indonesia Masih Menunggu Kebijakan Trump  

31 Desember 2016

Menlu Retno: Indonesia Masih Menunggu Kebijakan Trump  

Pemerintah Indonesia masih menunggu kebijakan yang akan dijalankan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Kerja Sama Indonesia dan Uni Eropa Makin Kokoh  

30 November 2016

Menlu Retno: Kerja Sama Indonesia dan Uni Eropa Makin Kokoh  

Retno menjelaskn hubungan itu semakin kuat sejak diimplementasikannya Perjanjian Kemitraan Komprehensif (PCA) pada 2014.

Baca Selengkapnya