Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Muncul di Cina Oktober 2019

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 7 Mei 2020 10:01 WIB

Momen virus corona menginfeksi sel sehat dalam sampel di laboratorium di bawah perbesaran mikroskop dua juta kali oleh tim peneliti Oswaldo Cruz Foundation, Brazil. Dailymail

TEMPO.CO, London – Sebuah kajian genetik terhadap sampel dari sekitar 7.500 orang yang terinfeksi virus Corona menunjukkan virus ini menyebar cepat ke seluruh dunia.

Ilmuwan mengatakan virus ini telah muncul di Cina antara Oktober – Desember 2019.

Ilmuwan di University College London’s Genetics Institute menemukan adanya mutasi genetik berulang dari virus Corona atau SARS-CoV-2.

Peneliti mengatakan ini menunjukkan virus ini beradaptasi terhadap inang manusia yang terkena infeksi saat virus itu menyebar.

“Penelitian memperkirakan pandemi virus Corona ini mulai terjadi antara 6 Oktober 2019 hingga 11 Desember 2019. Ini terkait dengan waktu saat virus itu mulai menginfeksi manusia,” begitu penjelasan tim peneliti, yang dipimpin oleh Francois Balloux, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Infection, Genetics, and Evolution, seperti dilansir Reuters pada Rabu, 6 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Balloux mengatakan analisis yang dilakukan juga menemukan virus itu telah dan sedang melakukan mutasi, yang normal terjadi pada virus.

Dan proporsi besar keragamanan genetik global virus Corona ini ditemukan di semua negara yang terinfeksi parah virus ini.

“Ini menunjukkan virus Corona atau SARS-CoV-2 ini menyebar secara luas ke seluruh dunia sejak awal epidemi,” kata dia. Menurut Balloux,”Semua virus melakukan mutasi. Ini bukan hal buruk bagi virus itu sendiri dan tidak ada data yang mengindikasikan mutasi virus ini terjadi lebih cepat atau lebih lambat.”

Menurut dia,”Sejauh ini, kami tidak bisa mengatakan apakah virus ini menjadi lebih atau kurang berbahaya dan menular.”

Sebuah kajian kedua dari peneliti di University of Glasgow menemukan sampel virus Corona ini menunjukkan bahwa penelitian sebelumnya yang mengatakan ada dua strains atau tipe virus tidak akurat.

Sebuah studi awal oleh ilmuwan Cina pada Maret menyatakan kemungkinan ada dua strain atau tipe dari virus Corona, yang menyebabkan infeksi. Satu tipe lebih bahaya dibandingkan yang lain.

Namun, tim peneliti dari Glasgow mengatakan hanya ada satu tipe virus yang beredar. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Virus Evolution.

Menurut data dari Johns Hopkins University, ad 3.74 juta orang terinfeksi oleh virus Corona secara global. Sebanyak sekitar 263 ribu orang meninggal hingga. Dan lebih dari 1.2 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

7 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

21 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya