Eks Pejabat Sebut Trump Remehkan Ancaman Virus Corona Sejak Awal
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 6 Mei 2020 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Pengembangan Vaksin Departemen Kesehatan Amerika Serikat yang didemosi menyebut Donald Trump meremehkan ancaman virus corona meski sudah diperingatkan.
Pada Selasa Rick Bright mengajukan aduan bersama lembaga pengawas pemerintah, mengatakan dirinya pernah memperingatkan tentang bahaya virus pada Januari dan bertemu dengan Menteri Kesejatan dan Layanan Manusia (HHS) Alex Azhar.
"Dr. Bright bertindak dengan urgensi untuk mulai mengatasi pandemi ini tetapi menemui perlawanan dari kepemimpinan HHS, termasuk Menkes Azar, yang tampaknya berniat meremehkan ancaman bencana ini," bunyi keluhan, yang diajukan pengacaranya kepada Kantor Penasihat Khusus AS, sebuah lembaga independen pemerintah yang menyelidiki dan dapat menuntut pelanggaran terhadap karyawan federal.
Pengacara Bright berpendapat bahwa pemecatannya sebagai direktur Biomedis Penelitian Lanjutan dan Otoritas Pengembangan, sebuah divisi dari HHS, melanggar hukum federal yang melindungi whistleblower pemerintah.
Juru bicara HHS Caitlin Oakley mengatakan bahwa Bright dipindahkan ke posisi di mana ia dipercaya menghabiskan sekitar US$ 1 miliar untuk mengembangkan pengujian diagnostik.
"Kami sangat kecewa bahwa ia tidak muncul untuk bekerja atas nama rakyat Amerika dan memimpin upaya kritis ini," kata Oakley.
Bright akan memberikan kesaksian di hadapan panel DPR AS pada 14 Mei, kata juru bicara Bright pada hari Selasa.
Ketua DPR Nancy Pelosi dari Demokrat menyebut pengungkapan Bright sangat merusak.
"Tapi Anda tahu masalahnya adalah ini menunjuk ke masalah yang lebih besar: Di mana etika dalam semua ini?" katanya pada MSNBC. "Ini bukan peluang pasar untuk bisnis, ini adalah kewajiban moral bagi kesehatan masyarakat di negara kita. Hal terakhir yang kita butuhkan adalah campur tangan politik ke dalam sains."
Bright mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa dia diturunkan jabatannya dan dipindahkan ke posisi lain, sebagian karena dia menolak upaya untuk mendorong hydroxychloroquine dan chloroquine sebagai obat untuk Covid-19.
Bright mengatakan dalam pernyataannya bahwa pemerintah AS telah mempromosikan obat tersebut sebagai "obat mujarab" meskipun tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas.
Bright, seorang ahli dalam vaksin dan terapi, diangkat ke posisi ini pada tahun 2016 sebelum Trump menjabat.
HHS mengatakan bulan lalu bahwa Bright telah dipindahkan ke kemitraan publik-swasta di bawah National Institutes of Health.
Trump berulang kali menggembar-gemborkan obat malaria sebagai pengobatan untuk virus corona meskipun beberapa penelitian baru menunjukkan potensi obat-obatany tersebut.
Dalam aduannya Bright meminta jabatannya dikembalikan dan meminta penyelidikan penuh. Bright mengatakan ketegangannya dengan kepemimpinan HHS telah muncul jauh sebelum wabah virus corona, mengatakan sejak 2017 dia pernah memprotes kronisme dan pemberian kontrak kepada perusahaan dengan koneksi politik ke pemerintah.