Virus Corona, Amerika Ingin Pindahkan Pabrik dari Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 5 Mei 2020 15:01 WIB

Presiden AS Donald Trump berpartisipasi dalam program siaran langsung balai kota virtual Fox News Channel berjudul "America Together: Returning to Work" tentang respons terhadap pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang disiarkan dari dalam Lincoln Memorial di Washington, AS 3 Mei 2020.[REUTERS / Joshua Roberts]

TEMPO.CO, Washington – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berupaya mempercepat inisiatif memindahkan rantai pasokan barang global atau pabrik dari Cina ke negara lain seiring ketegangan kedua negara terkait wabah virus Corona.

Pemerintahan Trump sedang mengkaji tarif impor baru untuk menghukum Beijing karena dinilai tidak terbuka dalam penanganan wabah virus Corona.

Trump meningkatkan kritik terhadap Cina menjelang pemilihan Presiden AS pada 3 November 2020. Dia dikenal dengan gagasan membawa kembali industri manufaktur dari luar negeri termasuk Cina ke AS.

“Kami sedang mengupayakannya (mengurangi ketergantungan pasokan suplai barang dari Cina) selama beberapa tahun tapi sekarang mempercepat pelaksanaan inisiatif soal ini,” kata Keith Krach, undersecretary Bidang Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, di kementerian Luar Negeri kepada Reuters pada Senin, 4 Mei 2020.

Seiring meluasnya wabah virus Corona atau Covid-19 ke sekitar 185 negara termasuk AS, dan kehancuran ekonomi yang ditimbulkan, mendorong pemerintah AS memindahkan rantai pasokan barang dari Cina. Ini bisa dipindahkan ke AS atau ke negara sahabat.

Advertising
Advertising

“Saya pikir perlu memahami dimana area kritis itu berada dan dimana kemandekan kritis itu terjadi,” kata Krach.

Menurut dia, soal rantai pasokan barang ini terkait langsung dengan keamanan AS. Pemerintah akan segera mengumumkan langkah penanganannya.

Kementerian Perdagangan AS dan Luar Negeri serta beberapa lembaga lainnya berupaya mendorong perusahaan agar memindahkan asal pasokan bahan baku dan kegiatan manufaktur dari Cina.

Ini dilakukan dengan memberi insentif pajak dan ketentuan lainnya untuk mendorong terjadinya perpindahan ini.

“Pemerintah berupaya penuh melakukan ini,” kata salah satu pejabat Amerika.

Hubungan AS dan Cina kembali memanas terkait merebaknya wabah virus Corona, yang telah menginfeksi sekitar 3.6 juta jiwa dan menewaskan 251 ribu orang.

Sekitar 1.2 juta orang di AS terinfeksi virus Corona dan 69 ribu orang meninggal. Amerika menjadi negara dengan jumlah korban virus Corona terbanyak diikuti Spanyol, Italia, Inggris, Prancis, Jerman. Cina mencatat jumlah kasus infeksi virus Corona sebanyak sekitar 84 ribu orang dengan 4.600 orang meninggal seperti dilansir Johns Hopkins University.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

26 menit lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

13 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya