Boris Johnson Mengaku Dokter Sempat Bersiap Umumkan Kematiannya
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 4 Mei 2020 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkapkan para dokter yang merawatnya sempat bersiap mengumumkan kematiannya ketika dia kritis karena virus corona.
Dalam wawancara dengan The Sun pada Ahad, Johnson mengatakan menerima berliter-liter oksigen untuk membuatnya tetap hidup melawan virus.
Johnson, 55 tahun, menggambarkan bagaimana skenario kematian ala Stalin disiapkan jika dia meninggal dan mengaku momen di rumah sakit adalah perjuangan hidup dan mati.
"Itu adalah momen yang sulit, saya tidak akan menyangkal hal itu. Mereka memiliki strategi untuk menghadapi 'skenario kematian seperti Stalin'," kata Johnson kepada The Sun.
"Para dokter memiliki segala macam pengaturan untuk apa yang harus dilakukan jika ada yang salah. Sulit untuk percaya bahwa hanya dalam beberapa hari kesehatan saya telah memburuk sejauh ini," paparnya.
Perdana Menteri menambahkan bahwa pada satu titik para dokter sedang mempertimbangkan memasukkan selang di tenggorokannya.
Dia menceritakan pada saat itulah mereka mulai berpikir tentang bagaimana menangani kematiannya secara profesional. Johnson sempat merasa frustrasi dan bingung tentang ketidakmampuannya untuk pulih dari penyakit.
Pada 27 Maret Boris Johnson mengumumkan ia telah dites positif terkena virus corona dan melakukan isolasi sendiri di Downing Street.
Johnson mengatakan bahwa selama periode ketika dia melakukan isolasi sendiri di Downing Street, dia menolak pergi ke rumah sakit.
"Saya menolak karena saya bekerja dan saya terus melakukan rapat ini dengan sambugan video," katanya. "Tapi saya benar-benar merasa sangat pusing...Saya merasa sangat sangat pusing."
"Lalu saya diberitahu bahwa saya harus pergi ke St. Thomas. Saya bilang saya benar-benar tidak ingin pergi ke rumah sakit. Bagi saya itu tampaknya bukan langkah yang baik tetapi mereka sangat bersikeras. Mereka benar dengan memaksa saya untuk pergi ke rumah sakit," katanya.
Johnson dilarikan ke Rumah Sakit St Thomas pada 5 April setelah kondisinya memburuk dan menghabiskan tiga malam dalam perawatan intensif sebelum kembali ke bangsal.
Setelah seminggu di rumah sakit Boris Johnson dipulangkan pada 12 April untuk melanjutkan pemulihannya di Chequers.
Boris Johnson kembali bekerja pada hari Senin sebulan setelah dinyatakan positif virus corona.