TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dirinya berada di titik antara hidup dan mati ketika dirawat intensif di rumah sakit karena virus Corona.
Dalam wawancara dengan The Sun pada Ahad, Boris Johnson mengatakan dirinya diberi berliter-liter oksigen untuk membuatnya tetap hidup.
“Itu adalah masa tua yang sulit, saya tidak akan menyangkal hal itu. Mereka memiliki strategi untuk menghadapi 'skenario kematian seperti Stalin'. Saya tidak dalam kondisi yang sangat brilian dan saya sadar ada rencana darurat dibuat. Para dokter memiliki segala macam cara untuk apa yang harus dilakukan jika semuanya memburuk," kata Johnson kepada The Sun.
Boris Johnson mengatakan kepada The Sun, para dokter yang merawatnya sudah bersiap mengumumkan kematian dirinya ketika dia kritis karena COVID-19.
"Mereka (dokter) memberi saya masker wajah jadi saya mendapat berliter-liter oksigen dan untuk waktu yang lama saya dipasang selang hidung kecil itu," katanya.
Dia mengatakan bagaimana indikator terus memburuk dan dia menyadari tidak ada obat untuk COVID-19.
Selama perjuangan hidup atau mati di Rumah Sakit St Thomas bulan lalu, Boris terus bertanya pada dirinya sendiri, "Bagaimana saya bisa keluar dari ini?"
"Sulit untuk percaya bahwa hanya dalam beberapa hari kesehatan saya telah memburuk sejauh ini. Saya ingat merasa frustrasi. Saya tidak bisa mengerti mengapa saya tidak menjadi lebih baik.
"Tetapi saat yang buruk datang ketika 50-50 apakah mereka harus meletakkan pipa di tenggorokan saya.
Namun beruntung Boris Johnson selamat. Johnson keluar dari rumah sakit pada 12 April untuk menjalani pemulihan di Chequers, kediaman resmi perdana menteri Inggris, menurut Reuters.
Boris Johnson duduk di kantornya di Downing Street Nomor 10 ketika dia mengenang kembali dua minggu yang luar biasa, di mana dia hampir kehilangan nyawanya sendiri, tetapi pulih pada waktunya untuk melihat kelahiran putranya, Wilfred.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan tunangannya, Carrie Symonds, tiba di Commonwealth Service tahunan di Westminster Abbey di London, Inggris, 9 Maret 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]
Boris Johnson dan tungangannya Carrie Symonds menamai anak mereka dengan mengambil nama dokter yang merawat Johnson.
Johnson dan Carrie menamai putra mereka Wilfred Lawrie Nicholas yang lahir pada Rabu, sebagai penghormatan dokter yang menyelamatkan nyawa Johnson selama perawatan intensif dua minggu, menurut Reuters.
Symonds mengumumkan nama itu pada hari Sabtu di Instagram di samping foto dirinya dan bocah lelaki yang sudah memiliki rambut tebal pirang menyerupai ayahnya.
Menurut Symmonds, Wilfred diambil dari nama kakek Johnson dan Lawrie berasal dari nama kakeknya.
Sementara Nicholas diambil dari nama dokter yang merawat Johnson, Nick Price dan Nick Hart, yang mengaku terhormat dan mendoakan keluarga baru tersebut.
Symonds, mantan eksekutif hubungan masyarakat, juga memiliki gejala virus tetapi pulih lebih cepat. Sebelumnya dia mengatakan pada bulan Februari bahwa bayi itu akan lahir di awal musim panas.
Sementara Boris Johnson, yang hadir pada saat kelahiran setelah pulih dari virus Corona, akan mengambil cuti paternitas singkat di akhir tahun.