Terdakwa Pembunuh Bebas, Orang Tua Wartawan Daniel Pearl Protes

Minggu, 3 Mei 2020 13:30 WIB

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: India Gone Viral

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua mendiang Daniel Pearl, telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Pakistan untuk membalikkan putusan pembebasan empat laki-laki yang pada 2002 didakwa terlibat dalam pembunuhan Daniel. Daniel adalah wartawan asal Amerika Serikat yang meninggal di Pakistan dengan cara dipenggal saat menjalankan tugas jurnalistiknya meliput militan di Karachi.

“Kami berdiri demi keadilan, bukan hanya untuk anak saya tetapi untuk semua teman-teman kami di Pakistan sehingga mereka bisa hidup dalam lingkungan yang bebas dari kekerasan dan terorisme,” kata Judea Pearl, ayah Daniel, dalam sebuah rekaman video yang sangat emosional yang diunggah ke Twitter.

Daniel Pearl saat diculik di Pakistan pada 2002. AP Photo

Dikutip dari reuters.com pengacara keluarga Daniel, Faisal Siddiqi mengatakan pihaknya sudah mengajukan petisi atas nama kliennya. Sumber di Mahkamah Agung Pakistan mengatakan petisi itu belum diproses lebih lanjut.

“Pembacaan keseluruhan catatan akan mengungkap adanya sejumlah bukti besar yang memberatkan baik secara forensik maupun oral, yang membuktikan pembunuhan telah dilakukan dan semua tertuduh bersekongkol atas pembunuhan itu,” demikian bunyi petisi yang diajukan orang tua Daniel.

Advertising
Advertising

Sebelumnya militan Ahmed Omar Saeed, warga Inggris keturunan Pakistan divonis hukuman mati pada 2002 atas tuduhan dalang pembunuhan Daniel. Namun pada bulan lalu, hukumannya diringankan dan tiga pengawalnya yang divonis hukuman seumur hidup dibebaskan karena dinilai oleh sebuah pengadilan tinggi di Karachi tidak cukup bukti.

Otoritas Pakistan telah memerintahkan keempat terpidana itu tetap berada dalam tahanan selama tiga bulan ke depan.

Amerika Serikat mengecam putusan pengadilan tinggi itu yang membebaskan terdakwa pembunuh Daniel. Seorang diplomat Amerika Serikat untuk wilayah Asia Selatan mengatakan putusan itu sebuah penghinaan bagi korban saat terorisme ada dimana-mana.

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

7 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

23 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

25 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

32 hari lalu

Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

48 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

53 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

55 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

56 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya