Mike Pence: 1,5 Juta Obat Corona Didistribusikan Pekan Depan

Sabtu, 2 Mei 2020 10:08 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendengarkan ketika Wakil Presiden Mike Pence berbicara kepada pengarahan harian satuan tugas virus Corona sambil memegang bagan yang bertuliskan "15 Cara untuk Memperlambat Penyebaran" di Gedung Putih di Washington, AS, 20 Maret , 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika akhirnya meresmikan Remdesivir sebagai obat virus Corona (COVID-19). Merespon keputusan pemerintah Amerika, Gilead selaku produsen Remdesivir langsung menyiapkan 1,5 juta vial untuk didonasikan. Menurut Wakil Presiden Amerika, Mike Pence, produksi baru tersebut akan mulai didistribusikan pekan depan.

"1,5 juta vial akan mulai didistribusikan ke rumah sakit pada hari Senin pekan depan," ujar Pence sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 2 Mei 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Remdesivir menunjukkan hasil positif ketika digunakan kepada pasien-pasien virus Corona. Meski bukan vaksin dan tidak menyembuhkan secara total, Remdesivir meringankan gejala Corona dan membantu pasein pulih lebih cepat. Selain itu, Remdesivir semakin ampuh apabila digunakan saat gejala Corona di pasien belum parah.

Positifnya efek Remdesivir mendorong pemerintah Amerika untuk melakukan uji coba lebih lanjut terhadapnya. Hasilnya konsisten dengan temuan awal sehingga FDA memutuskan Remdesivir bisa segera didistribusikan dan digunakan untuk pengobatan pasien virus Corona.

Pence melanjutkan bahwa distribusi Remdesivir akan melibatkan Gilead. Keduanya akan berkoordinasi untuk menentukan rumah sakit mana saja yang bisa memperoleh donasi Remdesivir terlebih dahulu. Menurut keterangan dari pihak Gilead, rumah sakit dengan ICU dan membutuhkan pertolongan ekstra akan menjadi prioritas utama. Adapun 1,5 juta vial Remdesivir diprediksi cukup untuk membantu 140 ribu pasien.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui kapan Remdesivir akan diproduksi dan didistribusikan untuk negara lain. Ketika Remdesivir masih dalam tahap uji coba, 181 rumah sakit di seluruh dunia terlibat di dalamnya.

Berbicara tentang uji coba, Remdesivir sempat dinyatakan WHO tidak efektif untuk pengobatan virus Corona (COVID-19). Obat anti-viral yang awalnya ditujukan untuk pasien Ebola tersebut, menurut WHO, gagal menunjukkan perubahan signifikan ketika diujicobakan ke pasien. Remdesivir sendiri diklaim berfungsi untuk mematikan mekanisme memperbanyak diri sebuah virus yang bisa mengancam imunitas inangnya.

Gilead menyebut uji coba yang diawasi oleh WHO saat itu tidak konklusif. Sebab, uji coba diberhentikan di tengah jalan.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

8 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

8 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

9 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya