Akibat Corona, Trump Siapkan Sanksi Dagang Baru untuk Cina

Jumat, 1 Mei 2020 11:42 WIB

Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 20 April 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan dagang antara Amerika dan Cina tak lagi penting baginya. Penyebabnya adalah pandemi virus Corona (COVID-19) di mana Trump menyakini Cina sebagai dalangnya. Oleh karenanya, kata Trump, dirinya tengah mengkaji sanksi dagang untuk Cina.

"Kami memang menekan kerjasama dagang agar mereka membeli banyak dari Amerika. Mereka memang membeli banyak dari kami. Namun, sekarang, hal tersebut tidak lagi jadi prioritas karena pandemi yang terjadi," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 1 Mei 2020.

Trump kembali menegaskan bahwa prioritas utamanya kali ini adalah menangani dan mengungkap dalang pandemi virus Corona. Dugaan sejauh ini, menurut Trump, adalah virus Corona berasal dari laboratorium virologi Wuhan, Cina. Bahkan, Trump mengklaim sudah memiliki buktinya walaupun komunitas intelijen Amerika membantah hal tersebut.

Seperti beberapa kali diberitakan, Amerika dan Cina saling serang soal asal usul virus Corona. Apabila Amerika menuduh Corona berasal dari laboratorium virologi Wuhan, Cina menuduh virus itu berasal dari Amerika. Tepatnya, tuduhan Cina, virus Corona dibawa oleh personel militer Amerika ke Wuhan.

Selama ini, perseteruan keduanya tak lebih dari level retorik. Keduanya saling hajar dengan mengarahkan narasi soal asal usul virus Corona. Namun, baru kali ini Trump menyatakan mengkaji sanksi dagang untuk Cina. Hal itu Trump nyatakan tak lama setelah menyebut Cina mengancam kampanye pemilunya.

Mengutip Reuters, pemerintahan Trump mengkaji sejumlah opsi sanksi. Namun, pengkajian tersebut masih di tahap permulaan. Sebab, pemerintahan Trump ingin 'hukuman' tersebut berjalan efektif tanpa menutup kemungkinan kerjasama lagi ke depannya. Salah satu yang dipertimbangkan adalah kenaikan tarif dagang.

"Ada diskusi soal bagaimana mengatur serangan ke Cina sebaik mungkin," ujar salah seorang sumber Reuters di pemerintahan Trump. Ia menyebut lengkah Trump tergolong beresiko karena Amerika masih mengimpor APD (Alat Pelindung Diri) dari Cina.

Opsi lain yang kabarnya dipertimbangkan adalah menghentikan pembayaran utang Amerika ke Cina. Penasehat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, membantah hal tersebut karena melunasi utang adalah wajib hukumnya. Sementara itu, Trump merasa tarif dagang tinggi akan lebih efektif.

"Saya bisa saja melakukannya (menghentikan pembayaran utang sebagai hukuman). Namun, saya bisa melakukan hal lain, untuk uang yang lebih banyak, dengan memberikan tarif (tinggi)," ujar Trump menegaskan.

Sebagai catatan, Januari lalu, Amerika dan Cina menekan kerjasama dagang miliaran Dollar dengan Amerika. Salah satu isi kesepakatannya adalah pemangkasan tarif dagang untuk barang dari Cina. Sebagai gantinya, Cina akan membali banyak barang dari Amerika seperti produk peternakan, energi, dan hasil manufaktur. Nilai impor dari Cina sendiri diperkirakan berada di kisaran US$ 370 miliar.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

8 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

16 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

17 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya