Boris Johnson: Inggris Sudah Lewati Puncak Pandemi Virus Corona

Jumat, 1 Mei 2020 10:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson mengklaim Inggris sudah melalui puncak virus Corona (COVID-19) pada Kamis kemarin. Menyusul hal tersebut, rencana pelonggaran lockdown sudah mulai disiapkan.

"Saya bisa mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa kita sudah melalui puncak wabah ini. Pertumbuhan (jumlah kasus dan korban baru) mulai menurun," ujar Johnson sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat, 1 Mei 2020.

Johnson melanjutkan bahwa belum ada banyak detail terkait pelonggaran lockdown yang bisa ia ungkapkan. Hal itu masih dalam pembahasan. Meski begitu, Johnson menjanjikan berbagai detil baru akan dipaparkan ke publik dalam beberapa pekan ke depan.

"Apa yang akan kamu lihat beberapa pekan ke depan adalah road map (pelonggaran lockdown), beberapa pilihan yang bisa dilakukan. Tanggal dan durasi dari tiap pengendalian akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi pandemi, apa kata data," ujar Johnson menambahkan.

Mengutip the Guardian, salah seorang sumber di Pemerintah Inggris menyatakan bahwa Johnson belum sepenuhnya percaya diri untuk meringankan lockdown. Sebab, meski tren kasus dan korban baru menurun, jumlahnya masih relatif besar.

Inggris, kata sumber tersebut, kemungkinan baru akan meringankan lockdown begitu angka kasus baru per hari konsisten di bawah 5000. Saat ini, rata-rata jumlah kasus Corona baru di Inggris per harinya adalah 6000. Angka itu pun belum sepenuhnya akurat mengingat jumlah tes Corona di Inggris masih jauh di bawah target. Dari target 100 ribu tes di akhir April, Inggris hanya berhasil melakukan 81.611.

Acuan lain yang kemungkinan dipakai adalah R rate. R rate adalah sistem yang dipakai epidemiologis untuk melihat penularan dari satu orang ke orang lainnya. Jika R rate konsisten berada di bawah angka 1, yang berarti kecil kemungkinan seseorang menularkan virus Corona, maka pandemi sudah terkendali.

Dalam pemaparan yang dipimpin oleh Boris Johnson, R rate di Inggris sudah berada di bawah angka 1. Hal itu yang membuat Johnson berani menyatakan puncak pandemi telah dilalui. Namun, Johnson menyatakan akan terus memantau perkembangan R rate sembari menyiapkan pelonggaran lockdown.

Hingga berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 171.253 kasus dan 26.771 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Pencapaian tersebut menempatkannya di posisi keempat negara paling terdampak oleh virus Corona. Ketiga posisi teratas masih diisi oleh Amerika, Spanyol, dan Italia.

ISTMAN MP | CNBC | THE GUARDIAN

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

8 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

17 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

19 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

22 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya