Artikel Peraih Nobel Sebut Corona Direkayasa Cina adalah Hoaks

Senin, 27 April 2020 03:15 WIB

Tasuku Honjo saat difoto di Kyoto, Jepang. Foto ini diambil oleh Kyodo 17 September 2018. [Kyodo / via REUTERS.]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah artikel media sosial yang menyebut Peraih Nobel Kedokteran asal Jepang, Profesor Tasuku Honjo, yang mengklaim virus Corona bukan virus alami dan direkayasa Cina adalah hoaks.

Situs pemeriksa fakta, Factly, yang bekerja sama dengan pemerintah negara bagian India Telangana untuk memerangi hoaks virus Corona, memverifikasi artikel viral ini pada 25 April 2020.

"Profesor Kedokteran pemenang Hadiah Nobel asal Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo telah mengklaim bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina membuatnya," kata klaim palsu artikel yang beredar.

Artikel hoaks yang beredar di media sosial yang menyebut peraih Nobel Kedokteran asal Jepang, Profesor Dr. Tasuku Honjo, mengklaim virus Corona bukan virus alami dan direkayasa Cina.[Factly.in]

Faktanya, menurut Factly, tidak ada sumber yang dapat dipercaya yang mengaitkan klaim yang dibuat dalam unggahan hoaks dengan penerima Hadiah Nobel tersebut. Tidak ada interaksi terakhirnya dengan media yang menyebut Tasuku Honjo telah membuat klaim yang mengindikasikan bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina memproduksinya. "Karenanya klaim yang dibuat dalam unggahan adalah SALAH," tegas Factly.

Advertising
Advertising

Profesor Dr. Tasuku Honjo dari Jepang bersama James P. Allison dianugerahi Nobel pada 2018 untuk penemuan terapi kanker mereka dengan menghambat regulasi kekebalan negatif. Namun, tidak ada bukti dari sumber yang dapat dipercaya yang menghubungkannya dengan klaim yang dibuat di unggahan tentang virus Corona tersebut.

Melalui interaksi terakhirnya dengan media, Tasuku Honjo telah menyatakan perlunya meningkatkan tes PCR untuk mendeteksi infeksi virus hingga lebih dari 10.000 per hari dan mendesak penduduk di tiga kota Jepang: Tokyo, Osaka, dan Nagoya, untuk menahan diri dari berpergian.

Dalam wawancara lain sebelum ini, Tasuku Honjo mendorong pemerintah Jepang untuk mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dan menekankan bahwa Taiwan akan menjadi model yang hebat untuk diikuti Jepang. Tetapi Profesor Honjo tidak membuat klaim yang ditulis dalam unggahan media sosial yang menyatakan bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina menciptakannya.

Tasuku Honjo saat ini memegang posisi Wakil Direktur Jenderal dan Profesor Terhormat di Kyoto University Institute for Advanced Study, dan profilnya dapat ditemukan di situs web mereka.

Sementara dalam artikel hoaks yang beredar menyebut Tasuku Honjo pernah bekerja di laboratorium Wuhan di Cina selama 4 tahun, tetapi tidak disebutkan hal ini di profil akademiknya. Karenanya klaim artikel yang menyebut dia bekerja di laboratorium Wuhan di Cina selama 4 tahun juga palsu.

Tasuku Honjo dan James Allison [REUTERS]

Factly juga menemukan sebuah artikel hoaks wawancara pemenang hadiah Nobel lainnya Luc Montagnier dengan media Prancis beberapa hari lalu, yang mengklaim bahwa virus Corona dibuat di laboratorium di Wuhana.

Montagnier adalah peraih Nobel Prize 2008 untuk Kedokteran bersama dengan Françoise Barré-Sinoussi dan Harald zur Hausen untuk penemuan virus human immunodeficiency virus (HIV). Seorang pejabat di kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron telah membantah klaim ini dan mengklarifikasi bahwa sejauh ini tidak ada bukti faktual tentang hubungan antara wabah COVID-19 dan pekerjaan laboratorium penelitian P4 di kota Wuhan di Cina.

Sejak pecahnya COVID-19, banyak klaim dibuat yang menghubungkan asal virus dengan laboratorium penelitian di Wuhan. Klaim-klaim ini dibantah oleh beberapa pemeriksa fakta di seluruh dunia. Sebuah studi peer-review pada bulan Maret tidak menemukan bukti bahwa virus Corona telah direkayasa, yang menyatakan "tidak mungkin bahwa SARS-CoV-2 muncul melalui manipulasi laboratorium."

WHO juga berkali-kali menegaskan bahwa semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus Corona berasal dari hewan di Cina akhir tahun lalu dan tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium.

Berita terkait

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

5 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

8 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

28 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

40 hari lalu

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.

Baca Selengkapnya

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

42 hari lalu

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

43 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

44 hari lalu

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.

Baca Selengkapnya

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

49 hari lalu

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

Sebuah video memperlihatkan sepasang sepatu Nike bergambar bendera Israel menjadi viral disertai seruan untuk memboikot produsen alat olahraga itu.

Baca Selengkapnya

Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

49 hari lalu

Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

Komunitas Pers Politeknik Tempo (KORSTE) kembali menggelar pelatihan lanjutan cek fakta. Pelatihan keempat kali ini dipandu oleh Ika Ningtiyas.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya