Ekonomi Inggris Terpukul karena Virus Corona

Jumat, 24 April 2020 11:00 WIB

Staf medis bersiap mengenakan APD di RS St Thomas's, saat wabah virus corona Covid-19 di London, Inggris, 31 Maret 2020. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Inggris terseok-seok menyusul diberlakukannya lockdown. Pinjaman pemerintah Inggris naik dan pemerintah semakin ditekan untuk menyusun strategi keluar dari krisis COVID-19 ini.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang baru pulang dari rumah sakit setelah terkena COVID-19, menghadapi kritik dari politikus oposisi dan sejumlah epidemologis karena dianggap terlalu lamban dalam merespon wabah virus corona.

Petugas memindahkan jenazah korban virus Corona di Masjid Ghamkol Sharif yang dijadikan kamar mayat sementara bagi jenazah korban virus Corona, di Birmingham, Inggris, 21 April 2020. REUTERS/Carl Recine

Dikutip dari reuters.com, jumlah pasien virus corona yang meninggal di Inggris tercatat 18.738 orang. Para menteri di Inggris bekerja keras menggelar dilakukannya tes massal virus corona dan membuat program melacak jejak demi mengurangi penyebaran virus corona. Inggris telah melakukan sejumlah kebijakan, namun ini semua berdampak pada sektor ekonomi Inggris.

Para menteri tertatih menjelaskan tingginya angka kematian di Inggris akibat virus corona, terbatasnya tes virus corona dan kekurangan alat perlindungan diri bagi tim medis (APD). Kenyataan itu telah menciderai sektor dalam negeri Inggris sebagai negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia.

Advertising
Advertising

“Kami sedang mengalami kontraksi ekonomi yang lebih cepat dan dalam dalam 100 tahun terakhir atau mungkin dalam 7 abad terakhir,” kata Jan Vlieghe, pengatur suku bunga dari Bank Sentral Inggris.

Rencananya Inggris akan menerbitkan surat utang negara senilai 180 miliar GBP paa Mei dan Juli 2020. Utang Inggris saat ini sudah melebihi ambang batas sebanyak US$ 2,5 triliun. Pinjaman bersih di sektor publik bisa mencapai 14 persen dari GDP pada tahun ini atau terbesar dalam setahun sejak Perang Dunia II.

Pemerintah Inggris belum mempublikasi strategi untuk melepaskan diri dari kondisi ini. Sedangkan Deutsche Bank berpandangan terbatasnya kapasitas tes virus corona adalah permasalahannya. Menanggapi kritik ini, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, berjanji akan melakukan tes virus corona pada 100 ribu orang per hari sampai akhir April 2020.

Berita terkait

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

14 jam lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

1 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya