Merkel: Pandemi Virus Corona di Jerman Masih di Tahap Awal

Kamis, 23 April 2020 17:59 WIB

Kanselir Jerman Angela Merkel. Bernd von Jutrczenka/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman, Angela Merkel, mendorong warga Jerman untuk tetap disiplin dan konsisten dalam menjalankan pembatasan sosial. Sebab, ia menyakini pandemi virus Corona (COVID-19) di Jerman masih akan berlangsung lama. Bahkan, ia menyebut pandemi yang terjadi sekarang belum mencapai puncaknya.

Merkel mengakui bahwa situasi pandemi Corona di Jerman membaik akhir-akhir ini. Hal itu ditandai dengan lebih banyaknya jumlah pasien sembuh dibandingkan jumlah kasus baru per harinya. Namun, kata ia, situasi tersebut sangat rentan berubah jika warga maupun pemerintah lengah.

"Angka yang ada sekarang memang memberikan harapan bagus. Meski begitu, saya memiliki kewajiban untuk memperingatkan bahwa angka tersebut sangat rentan berubah. Kita berdiri di atas es tipis saat ini, mungkin es tertipis yang pernah ada," ujar Merkel di gedung Parlemen Bawah, Bundestag, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 23 April 2020.

Sebagai catatan, Jerman tercatat memiliki 150.729 kasus akibat virus Corona saat ini. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan Inggris yang memiliki 133.495 kasus. Namun, Jerman memiliki jumlah korban meninggal yang jauh lebih sedikit, yaitu 5.315 orang. Sementara itu, Inggris mencatatkan 18.100 korban.

Merkel melanjutkan bahwa peringatan yang ia berikan tidak akan mempengaruhi rencana pengurangan lockdown yang sudah berlangsung. Ia memastikan hal itu akan tetap berjalan sesuai rencana.

Sejauh ini, Jerman sudah memperbolehkan pertokoan dengan ukuran maksimal 800 meter persegi untuk kembali buka. Selain itu, Jerman juga memperbolehkan dealer kendaraan dan toko buku untuk kembali beroperasi. Meski begitu, mereka harus memenuhi syarat-syarat sanitasi terlebih dahulu.

Pada tanggal 4 Mei nanti, giliran salon dan sekolah yang diperbolehkan kembali beroperasi. Namun, khusus untuk sekolah, akan diprioritaskan untuk mereka yang berada di tahun terakhir pengajaran.

"Saya harap kalian bisa mematuhi aturan-aturan ini. Jika kita menunjukkan kedisiplinan dan ketahanan semasa pandemi, maka kita akan mampu kembali ke perekonomian dan kehidupan normal sesegera mungkin," ujar Merkel.

Merkel menambahkan, Ia mendukung Uni Eropa untuk segera menetapkan instrumen pemulihan ekonomi paska pandemi virus Corona. Merkel juga menyanggupi kesediaan Jerman untuk berkontribusi lebih ke anggaran Uni Eropa agar bisa menciptakan instrumen pendanaan tersebut.

Hari ini, Uni Eropa dikabarkan akan merapatkan besaran dan mekanisme pengumpulan dana untuk instrumen pemulihan ekonomi paska pandemi virus Corona (COVID-19). Beberapa negara sudah sepakat bahwa perlu ada pendanaan bersama agar bisa menolong negara-negara yang ekonominya terpuruk. Walau begitu, perdebatan masih terjadi perihal apakah dana itu akan dianggap sebagai pinjaman atau hibah.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 jam lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

2 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya