Motif Penembakan Massal di Kanada Masih Diinvestigasi Polisi

Rabu, 22 April 2020 09:30 WIB

Petugas Royal Canadian Mounted Police (RCMP) berbicara pada warga setelah terjadi penembakan oleh Gabriel Wortman yang menewaskan sejumlah orang di Portapique, Nova Scotia, Kanada, 19 April 2020. REUTERS/John Morris

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Kerajaan Kanada masih belum bisa memastikan motif penembakan massal pada akhir pekan lalu, yang tercatat sebagai salah satu penembakan massal terburuk yang pernah terjadi di negara itu. Korban meninggal pada Selasa, 21 April 2020 bertambah, yang semula 19 orang dalam 13 jam menjadi 23 orang.

Kepolisian Kerajaan Kanada pada Senin sudah menduga jumlah korban kemungkinan bertambah menyusul investigasi ke-16 lokasi kejadian perkara di Provinsi Atlantic, Nova Scotia, yang menjadi lokasi dengan banyaknya orang yang tewas di sana termasuk beberapa rumah yang dibakar.

Petugas RCMP berjaga-jaga di mobil RCMP palsu yang dikendarai pelaku penembakan Gabriel Wortman di Shubenacadie, Nova Scotia, Kanada, 19 April 2020. Kejadian itu menewaskan setidaknya 13 orang termasuk satu polisi wanita. REUTERS/John Morris

Pelaku penembakan, Gabriel Wortman, 51 tahun, tewas ditembak oleh aparat kepolisian pada Minggu siang, 19 April 2020. Kepolisian tidak mengatakan apakah dia termasuk dalam daftar 23 orang yang tewas.

Saat melakukan aksinya, Wortman mengenakkan seragam Kepolisian Kerajaan Kanada dan menyamarkan mobilnya sehingga mirip mobil kepolisian. Letupan tembakan yang dilepaskan Wortman telah memecah kedamaian masyarakat desa. Wortman melancarkan serangan massal yang pertama pada Sabtu malam.

Advertising
Advertising

Korban tewas dalam peristiwa ini diantaranya ada yang baru berusia 17 tahun. Beberapa korban mengenal pelaku, namun beberapa lainnya tidak mengenal. Pensiunan polisi, seorang guru dan satu orang perawat diantara korban meninggal. Selain korban tewas, polisi juga mengantongi informasi adanya korban luka-luka.

“Tin investigasi sedang fokus mempelajari lebih dalam kasus yang tragis ini, termasuk keakuratan informasi korban dan apakah ada orang lain membantu pelaku,” tulis Kepolisian Kerajaan Kanada, seperti dikutip dari reuters.com.

Kepolisian menjelaskan Wortman menggunakan seragam polisi saat melakukan aksinya. Penampilannya yang seperti itu telah memberikannya ‘keuntungan’ untuk leluasa bergerak di sekitar Provinsi Atlantic selama penembakan. Perdana Menteri Nova Scotia, Stephen McNeil, mengatakan jaksa agung Kanada telah memberitahunya militer sudah memberikan bantuan kepada Kepolisian Kerajaan Kanada dalam melakukan investigasi.

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

16 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

18 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

19 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

2 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya