Trump Siapkan Pemulihan Bisnis Amerika Paska Pandemi Corona

Selasa, 14 April 2020 13:51 WIB

Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tanggapan virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 10 April 2020. [REUTERS / Yuri Gripas]

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembukaan kembali bisnis di Amerika hampir selesai disusun oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Harapan Trump, rencana tersebut bisa langsung dipakai begitu pandemi virus Corona (COVID-19) di Amerika benar-benar terkendali.

"Jumlah angka kematian di Amerika akibat virus Corona mulai landai. Hal itu mengindikasikan bahwa pembatasan sosial yang kita lakukan sudah menunjukkan hasil," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 14 April 2020.

Sebagaimana diketahui, Amerika adalah episentrum virus Corona di dunia saat ini. Mereka memiliki angka kasus dan korban meninggal tertinggi dibandingkan negara-negara lain. Per hari ini, mereka telah mencatatkan 581.679 kasus dan 23.608 korban meninggal akibat virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

Namun, seperti yang dikatakan Trump, pertumbuhan jumlah kasus dan korban meninggal akibat virus Corona mulai menurun beberapa hari terakhir. Pada hari Senin kemarin, jumlah korban meninggal di Amerika adalah 1500 orang. Angka tersebut lebih rendah 500 dibandingkan pencapaian pada pekan sebelumnya yang rata-rata 2000 kematian per hari. Itulah kenapa pembukaan kembali bisnis di Amerika mulai dipersiapkan.

Trump melanjutkan, dirinya akan memiliki kekuatan tertinggi dalam memutuskan kapan bisnis maupun sekolah di seluruh Amerika boleh dibuka. Walau begitu, Trump menyakinkan bahwa dirinya tidak akan gegabah.

"Saya sebagai Presiden Amerika yang akan mengambil keputusan (kapan bisnis boleh dibuka). Tentu saya akan bekerja sama dengan pemerintah negara bagian," ujar Trump yang tidak menjelaskan lebih lanjut perihal haknya memerintah negara bagian untuk membuka kembali bisnis dan sekolah.

Sementara itu, di pesisir timur (East Coast), beberapa pemerintah negara bagian sudah mulai berkoordinasi perihal pembukaan kembali bisnis di kawasan mereka. Mereka ingin melakukan pembukaan secara bertahap dan penuh kehati-hatian agar tidak timbul gelombah wabah Corona baru. Selain itu, mereka juga membahas soal pengangkatan lockdown.

Pemerintah negara bagian yang sudah berkoordinasi itu adalah New York, New Jersey, Connecticut, Delaware, Pennsylvania, dan Rhode Island. Menurut Gubernur New York Andrew Cuomo, tidak mungkin dirinya tidak berkoordinasi dengan pemerintah negara bagian lain karena banyak pekerja di New York adalah komuter.

"Tidak ada satupun dari kami yang pernah menghadapi pandemi, tidak ada satupun yang memiliki jawabannya. Namun, jika ditanya apakah memprioritaskan kesehatan atau ekonomi, tentu jawabannya adalah dua-duanya," ujar Cuomo.

Cuomo mengingatkan pemerintah negara-negara bagian lainnya, begitu juga dirinya, utnuk tetap waspada dan tetap menerapkan pembatasan sosial. Satu langkah bodoh, kata Cuomo, akan merusak pencapaian pengendalian virus Corona (COVID-19)

Sejauh ini, rencana pembukaan kembali bisnis di Amerika ditargetkan berlangsung per 1 Mei 2020.

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

5 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

6 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

9 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya