Palestina Kembali Gelar Tes Medis Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 April 2020 12:45 WIB

Penyemprotan disinfektan di jalur Gaza setelah otoritas Palestina melaporkan kasus virus Corona yang pertama. [THE EAGLE]

TEMPO.CO, Gaza – Proses tes kesehatan terkait wabah virus Corona kembali berlangsung di Jalur Gaza, Palestina, setelah Israel mengizinkan lima alat uji coba yang dibeli organisasi kesehatan dunia atau WHO boleh digunakan di kawasan ini.

Juru bicara kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra, mengatakan alat tes kesehatan ini bermanfaat terbatas.

Ini karena alat ini hanya bisa digunakan untuk mengetes kesehatan untuk sekitar 500 orang di wilayah yang memiliki populasi sekitar dua juta orang.

"Kami mulai melakukan tes medis segera setelah menerima alat-alat tes itu pada Ahad malam,” kata Qidra seperti dilansir Reuters pada Senin, 13 April 2020.

Qidra melanjutkan,”Kami perlu melakukan tes ini terus menerus dan kami butuhkan ribuan alat tes ini.”

Advertising
Advertising

Pada 8 April 2020, pejabat kesehatan di Jalur Gaza mengatakan mereka telah kehabisan alat tes kesehatan ini.

Mereka merasa khawatir kekurangan alat tes medis ini bisa berdampak pada penyebaran infeksi virus Corona di sana.

Saat ini, ada 13 kasus infeksi virus Corona dan semuanya berada dalam karantina.

Israel telah melakukan blokade terhadap area Gaza ini selama lebih dari sepuluh tahun. Alasannya, cara ini perlu dilakukan untuk menghentikan pasokan senjata dan dana kepada kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

Namun, Kolonel Sharon Biton dari kementerian Pertahanan Israel mengatakan negaranya bekerja sama dengan perwakilan komunitas internasional untuk menjaga kesehatan di kawasan Gaza ini.

Pemerintah Israel dan Palestina mengatakan selain alat tes kesehatan itu, Israel juga telah mengizinkan mesin PCR masuk ke wilayah ini.

Perlengkapan ini menganalisis sampel uji coba untuk memutuskan apakah sampel itu mengandung jejak genetik dari virus Corona.

Qidra mengatakan mesin itu merupakan donasi itu merupakan sumbangan dari lembaga donasi di AS.

“Pada pekan depan, kami berharap bisa membeli sejumlah alat tes untuk dibawa ke Gaza,” kata Abdelnaser Soboh, direktur WHO di wilayah itu.

Menurut Qidra, ratusan warga Palestina yang terlantar di luar Gaza bakal mulai tiba di rumah. Mereka bakal perlu melakukan tes kesehatan untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus Corona atau tidak.

Mereka akan dikirim ke fasilitas karantina di Jalur Gaza selatan selama tiga pekan.

Kelompok Hamas telah menutup sekolah, masjid dan aura pernikahan. Kelompok ini juga melarang pertemuan skala besar dilakukan di Gaza untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun, Hamas belum memutuskan melakukan lockdown atau pembatasan kegiatan publik secara besar-besaran dengan alasan ini belum perlu dilakukan.

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

3 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

9 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

12 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

12 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

13 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

13 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya