Wali Kota London Sebut Puncak Virus Corona Sepekan Lagi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 8 April 2020 19:01 WIB

Perawat, staf, dan sukarelawan berpose di luar Rumah Sakit Guy dan St Thomas dengan makanan yang dikirim oleh sukarelawan ketika penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) berlanjut, di London, Inggris, 23 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]

TEMPO.CO, London - Wali Kota London, Inggris, Sadiq Khan, mengatakan proses pencabutan lockdown atau isolasi masih relatif jauh karena merebaknya wabah virus Corona.

Saat ini, Inggris mencatat ada sekitar 52 ribu orang terinfeksi virus Corona dengan sekitar 6.200 orang meninggal dunia dan 325 orang berhasil sembuh menurut data dari Johns Hopkins University.

“Kita belum mendekati saat untuk mencabut lockdown,” kata Khan seperti dilansir CNN pada Selasa, 7 April 2020.

Khan melanjutkan dia sering berkomunikasi dengan para ahli untuk mengikuti perkembangan wabah virus Corona ini, yang menyebabkan sakit paru-paru.

“Kami pikir puncak wabah ini masih akan terjadi dalam satu pekan hingga satu setengah pekan lagi,” kata dia.

Advertising
Advertising

Menurut dia, layanan Intensive Care Unit di rumah sakit di Kota London masih mampu menampung pasien baru. “Tapi ada banyak orang yang kehilangan nyawa,” kata dia.

Menurut Menteri Muda Kesehatan, Edward Argar, proses pencabutan pembatasan kegiatan publik akibat lockdown akan dilakukan jika Inggris sudah melewati masa puncak.

“Saat ini saatnya masyarakat untuk mengikuti panduan pemerintah secara ketat. Jangan mengambil risiko yang bisa mengganggu kemajuan yang kita capai,” kata dia.

Sebuah prediksi oleh tim peneliti dari University of Washington menyatakan Inggris bisa mengalami korban tewas terbanyak di Eropa yaitu mencapai sekitar 66 ribu jiwa.

Ini terjadi karena peneliti menilai jumlah ruang ICU di rumah sakit Inggris tidak mampu menampung jumlah pasien terinfeksi virus Corona, yang membludak.

Namun, penelitian ini belum memasukkan sejumlah rumah sakit darurat yang telah dibangun di sejumlah kota dan memiliki layanan ICU.

Peneliti dari University of Washington ini juga memprediksi jumlah korban tewas akibat virus Corona, seperti dilansir Daily Mail, bisa mencapai sekitar 151 ribu orang.

Ini bisa terjadi jika pemerintah tidak segera menambah kapasitas rumah sakit, peralatan pelindung diri yang dibutuhkan petugas medis, dan alat ventilator untuk membantu pernapasan para pasien penderita infeksi virus Corona.

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

4 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

5 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

6 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya