Virus Corona Sebabkan Belanja Warga Jepang Anjlok

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 7 April 2020 20:01 WIB

Suasana sepi Bandara Haneda atas mewabahnya Virus Corona di Tokyo, Jepang, 14 Maret 2020. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Tokyo – Tingkat belanja konsumen di Jepang turun pada Februari karena warga membeli banyak masker wajah, tisu toilet dan bahan kebutuhan pokok setelah merebaknya wabah virus Corona.

Namun, belanja publik untuk kebutuhan travel dan hiburan justru anjlok. Data pemerintah menunjukkan warga Jepang mengurangi kegiatan belanja yang dinilai tidak penting.

Ini terjadi meskipun pemerintah belum memberlakukan pembatasan kegiatan sosial dan larangan perjalanan pada Maret 2020.

“Pandemi virus Corona ini jenis krisis ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan langsung berdampak pada tingkat konsumsi dan lapangan kerja,” kata Yasuhide Yajima, kepala ekonom dari lembaga riset ekonomi NLI Research Institute seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 7 April 2020.

Yasuhide mengatakan tingkat konsumsi masyarakat bakal anjlok pada Maret. “Ini melebihi skala yang pernah terjadi. Krisis seperti ini memberi Jepang sedikit pilihan kecuali melakukan kebijakan uang helikopter seperti negara ekonomi besar lainnya,” kata dia mengenai kebijakan paket stimulus Jepang, yang merupakan negara ekonomi terbesar ketiga dunia setelah AS dan Cina.

Advertising
Advertising

Seperti dilansir sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, menyatakan negara dalam keadaan darurat untuk menangani penyebaran wabah virus Corona atau COVID-19.

Abe juga mengumumkan paket stimulus ekonomi untuk membantu masyarakat dan perusahaan yang terkena imbas ekonomi akibat berkurangnya pendapatan dengan nilai total sekitar US$990 miliar atau sekitar Rp16 ribu triliun.

“Kami telah menyatakan negara dalam keadaan darurat karena kami menilai penyebaran cepat virus Corona secara nasional akan berdampak sangat besar bagi keselamatan jiwa masyarakat dan ekonomi,” kata Abe kepada parlemen seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 7 April 2020.

Abe menyatakan keadaan darurat ini berlaku di ibu kota Tokyo, Osaka dan enam prefektur lain dengan total penduduk sekitar 44 persen dari populasi. Status darurat ini berlaku selama satu bulan.

Mengenai paket stimulus ekonomi, jumlahnya Rp16 ribu triliun itu setara dengan 20 persen dari Produk Domestik Bruto Jepang.

Jumlah ini digelontorkan untuk meminimalkan kerusakan ekonomi akibat wabah virus Corona, yang menyebabkan nyaris semua kegiatan perusahaan dan usaha kecil berhenti.

Jumlah ini secara rasio lebih besar dari pada paket stimulus Amerika Serikat untuk penanganan virus Corona, yang diumumkan Presiden Donald Trump, yaitu sekitar 11 persen dari PDB. Jerman mengumumkan paket stimulus sebesar 5 persen dari total PDB.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

12 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

13 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

1 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

1 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya