Virus Corona, Cina Jual 4 Miliar Masker ke Luar Negeri

Senin, 6 April 2020 18:00 WIB

Ilustrasi wanita memakai masker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah menjual 4 miliar masker ke luar negeri terhitung sejak Maret 2020. Saat yang sama, Cina juga mencoba membendung ketakutan akan kualitas berdasarkan standar medis atas masker-masker yang diekspor itu.

Meskipun kasus virus corona di Cina sudah berkurang, namun Beijing masih mendorong pabrik-pabrik agar meningkatkan kapasitas produksi menyusul virus corona ini telah menyebar secara global. Pandemic COVID-19 telah menewaskan lebih dari 60 ribu orang dipenjuru dunia.

Orang-orang yang memakai masker wajah saat mengadakan duka nasional bagi mereka yang meninggal karena Virus Corona pada festival penyapu makam Qingming, di Beijing, China, 4 April 2020. REUTERS/Thomas Peter

Situs english.alarabiya.net mewartakan Cina telah mengekspor 3,86 miliar masker. Cina juga terhitung sejak 1 Maret 2020 sudah mengekspor 37,5 juta pakaian pelindung diri, 16 ribu ventilator dan 2,84 juta alat tes virus corona. Petugas beacukai Cina, Jin Hai, mengatakan semua barang-barang itu diekspor untuk memenuhi permintaan lebih dari 50 negara.

Jin menambahkan suplai kebutuhan peralatan medis yang diekspor bernilai sekitar 10,2 miliar yuan atau Rp 23 triliun. Akan tetapi, sejumlah negara seperti Belanda, Filipina, Kroasia, Turki dan Spanyol mengkomplain standar atau kegagalan produk-produk medis yang dikirim dari Cina.

Advertising
Advertising

Pada akhir pekan lalu, Pemerintah Belanda menarik 600 ribu masker dari total 1,3 juta masker yang dikirim dari Cina. Penarikan dilakukan karena tidak memenuhi kualitas. Pemerintah Cina mencoba meluruskan dengan mengatakan manufaktur mengkonfirmasi kalau masker yang dikirimkan itu bukan masker untuk operasi.

Spanyol juga menolak ribuan alat tes virus corona yang dikirimkan oleh perusahaan Cina yang belum mendapat otorisasi. Penolakan dilakukan setelah mereka menyadari alat tes itu kurang bisa dipercaya.

Menanggapi tudingan itu, otoritas Cina pada Minggu, 5 April 2020, mengatakan komplain itu tidak berdasarkan fakta yang sepenuhnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, dalam sepekan terakhir mendesak media barat agar tidak mempolitisasi atau memancing isu ini.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

16 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

17 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

21 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya