Kasus Virus Corona di Seluruh Dunia Capai Angka Sejuta
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Jumat, 3 April 2020 08:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Enam bulan sejak virus Corona pertama kali muncul, jumlah kasusnya telah mencapai 1 juta lebih. Mengutip data dari South China Morning Post, Jumat, 3 April 2020, total ada 1.012.165 kasus virus Corona di seluruh dunia. Sementara itu, jumlah korban meninggal ada 52.646 orang.
Dari jumlah tersebut, porsi terbesar disumbangkan oleh Amerika. Sebagai episentrum virus Corona yang baru, Amerika mencatatkan 243.453 kasus dan 5911 korban meninggal akibat virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut. Dengan kata lain, Amerika menyumbang sekitar seperlima dari total kasus yang ada.
"Total kasus virus Corona di seluruh dunia menyentuh 7 digit pada pukul 12.30 (waktu Amerika) kemarin berdasarkan pantauan John Hopkins University," sebagaimana dikutip dari South China Morning Post.
Selain Amerika, penyumbang jumlah kasus terbesar adalah Italia. Sebelum Amerika menjadi episentrum virus Corona yang baru, Italia berpotensi menduduki posisi tersebut. Namun, beberapa pekan terakhir, mereka mulai bisa menekan angka penyebaran setelah menerapkan lockdown di lebih dari 20 provinsi.
Per hari ini, Italia tercatat memiliki 115.242 kasus dan 13.915 korban meninggal karena virus Corona. Secara jumlah korban meninggal, Italia yang terbanyak karena tingginya penduduk lanjut usia di sana, sekitar 23 persen dari total populasi. Sebagaimana diketahui, kelompok lanjut usia adalah kelompok yang paling rentan terserang virus Corona.
Di bawah Italia, ada Spanyol. Menempati posisi ketiga, Spanyol mencatatkan 110.238 kasus dan 10.096 korban meninggal.
Sementara itu, Cina, yang sebelumnya memegang posisi pertama, relatif konsisten menekan pertumbuhan kasus virus Corona. Angka kasus dan kematian tidak bertambah signifikan beberapa pekan terakhir, terutama di cluster lokal. Tercatat ada 83.189 kasus dan 3.322 korban meninggal di sana. Ancaman terbaru justru datang dari luar negeri dan OTG (Orang Tanpa Gejala).
Tingginya pertumbuhan kasus mendorong sejumlah negara menimbang atau bahkan langsung menerapkan lockdown seperti Italia. Sebagian besar yang sudah menerapkan adalah negara Eropa seperti Spanyol, Prancis, Irlandia, Inggris, Belgia, Nowergia, Jerman, dan Denmark. Ada juga yang bertahan di PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti Indonesia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan masih banyak lagi.
"Kurang lebih separuh dari planet sedang menjalani lockdown atau mekanisme serupa seiring dengan terus meningkatnya ancaman COVID-19 terhadap perekonomian global," sebagaimana dikutip dari South China Morning Post.
ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST