Virus Corona, Anak Ucapkan Perpisahan Sebelum Ibunya Meninggal

Rabu, 1 April 2020 08:00 WIB

Michelle Bennett (kiri) dan ibunya, Carolann Christine Gann, yang meninggal karena virus Corona pada 16 Maret 2020, di Washington, Amerika Serikat.[CNN/7news.com.au]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan sempat mengucapkan selamat tinggal melalui panggilan video FaceTime sebelum ibunya meninggal karena virus Corona.

Michelle Bennett tidak menduga dia bisa mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya sebelum dia meninggal.

Seperti banyak keluarga di seluruh dunia saat ini, Bennett diberi tahu bahwa dia tidak mungkin berada di tempat yang sama dengan ibunya yang berusia 75 tahun, Carolann Christine Gann, yang telah terinfeksi virus Corona dan mendekati akhir hidupnya.

"Tidak bisa berada di sana dan memegang tangan ibuku, mengusap kepalanya, mengatakan kepadanya hal-hal yang ingin aku katakan padanya. Perasaan itu begitu tak berdaya, aku hanya bisa mengingat hari-hari menjelang merasa begitu frustrasi dan tak berdaya, dan tidak dapat berbicara dengannya karena dia tidak sadar selama waktu itu," kata Bennett, dikutip dari CNN, 1 April 2020.

Tetapi pada 26 Maret, seorang perawat perawat rumah sakit Swedish Issaquah di Washington yang bernama Tatyana tahu Gann akan segera meninggal. Dia mengenakan perlengkapan pelindung dan menggunakan ponsel pribadinya untuk memberi Bennett kesempatan mengucapkan selamat tinggal via FaceTime, menurut saluran televisi KIRO 7.

Advertising
Advertising

Bennett mengatakan perawat meneleponnya dari ponsel pribadinya dan mengatakan bahwa napas ibunya berubah dan dia mungkin tidak akan hidup lebih lama.

"Aku akan mengangkat telepon ke wajahnya agar kamu bisa memberitahunya bahwa kamu mencintainya dan mengucapkan selamat tinggal," kata Bennett, meniru kata-kata perawat kepadanya. "Dia tidak akan sendirian, kita akan tinggal bersamanya sampai akhir."

Sepuluh menit kemudian, Bennett mengatakan dia berbicara dengan ibunya yang sakit via FaceTime.

"Aku sangat mencintaimu," kata Bennett kepada ibunya, seraya saling meminta maaf atas hubungan pasang surut keduanya.

"Aku memaafkanmu, Bu, aku mencintaimu. Aku tahu aku tidak punya kesempatan untuk mengatakannya," kata Bennett.

Dia mengakui sulit mengungkapkan perasaannya ketika dia tidak benar-benar ada, tetapi dia berharap ibunya mendengar kata-kata terakhirnya.

Gann sendiri pernah bekerja sebagai perawat selama 38 tahun, di Northwest Hospital, Evergreen Hospital, dan Harborview Medical Center, menurut KIRO 7.

Ibu Bennett tidak memiliki kehidupan yang mudah. Ayah Gann menembak dan membunuh ibunya di depannya ketika dia baru berusia 15 bulan. Dia dibesarkan oleh bibinya dan pamannya. Dia kemudian memiliki lima anak, salah satunya Bennett.

"Bu, tidak apa-apa untuk meneruskan. Tidak apa-apa untuk pergi sekarang," lanjut cerita Bennett kepada pembawa acara CNN.

Ibu Bennet meninggal satu jam kemudian setelah panggilan video.

Bennet mengatakan dia melihat perawat menangis ketika dia mengambil telepon.

"Aku tahu betapa sulitnya ini bagi mereka," katanya. "Aku tidak bisa membayangkan berada di garis depan dan harus pulang setiap hari dan mengambil risiko infeksi sendiri, tetapi kemudian memiliki kasih sayang dan empati untuk berada di sana pada saat itu, seolah-olah itu adalah ibu mereka sendiri. Itu adalah satu satu hal paling menakjubkan yang pernah saya alami."

Bennett menceritakan ini saat wawancara televisi dengan pembawa berita CNN. Kisah emosional Bennett bahkan membuat pembawa berita CNN menangis pada Senin sore.

"Itu bahkan bukan ibuku sendiri," kata pembawa acara CNN, Brooke Baldwin, sambil menahan air mata. "Hatiku berduka untukmu."

Korban meninggal virus Corona di Amerika Serikat naik melewati 3.000 korban jiwa pada hari Senin.

Menurut laporan Reuters, 31 Maret 2020, total kematian di seluruh Amerika Serikat mencapai 3.017, termasuk setidaknya 540 kematian baru pada hari Senin, dan kasus yang dilaporkan naik menjadi lebih dari 163.000 kasus.

Amerika Serikat memiliki kasus virus Corona tertinggi di dunia, dan jumlah ini kemungkinan lebih banyak jika tes massal virus dilakukan.

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa lebih dari 1 juta orang Amerika telah dites virus Corona, atau jumlah kurang dari 3% populasi.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya