Wuhan Bebas Kasus Virus Corona Selama Enam Hari Terakhir

Senin, 30 Maret 2020 17:30 WIB

Warga memakai masker mengendarai skuter dan berjalan kaki setelah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Beijing, Cina 30 Maret 2020. [REUTERS / Carlos Garcia Rawlins]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina melaporkan penurunan infeksi virus Corona dalam negeri untuk hari keempat, termasuk nol kasus di Wuhan selama enam hari berturut-turut.

Kota Wuhan, yang menjadi pusat wabah, melaporkan tidak ada kasus baru untuk hari keenam, ketika bisnis kembali dibuka dan penduduk mulai membangkitkan kembali kehidupan normal setelah lockdown selama hampir dua bulan.

Terlihat staf yang masih mengenakan masker dan sarung tangan menyambut pelanggan di pintu masuk ke Wuhan International Plaza yang baru dibuka kembali, rumah bagi butik-butik merek-merek mewah seperti Cartier dan Louis Vuitton, dikutip dari Reuters, 30 Maret 2020.

"Plaza Internasional Wuhan sangat representatif (dari kota)," kata Zhang Yu, 29 tahun. "Jadi pembukaan kembali benar-benar membuat saya merasa kota ini hidup kembali."

Angka 31 kasus baru pada hari Minggu, termasuk satu infeksi yang ditularkan secara lokal, turun dari 45 hari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional Cina.

Advertising
Advertising

Ketika infeksi turun, para pembuat kebijakan berjuang untuk merevitalisasi ekonomi yang hampir lumpuh oleh lockdown selama berbulan-bulan.

Layanan metro dan beberapa transportasi umum di Wuhan mulai beroperasi lagi. Sumber: REUTERS/Aly Song/rt.com

Pada hari Senin, bank sentral secara tak terduga memotong suku bunga pada perjanjian pembelian kembali terbalik sebesar 20 basis poin, terbesar dalam hampir lima tahun.

Pemerintah mendorong bisnis dan pabrik untuk buka kembali, karena mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter untuk memacu pemulihan dari apa yang dikhawatirkan akan menjadi kontraksi ekonomi langsung pada kuartal hingga Maret.

Ekspor dan impor Cina dapat memburuk ketika pandemi menyebar, menekan permintaan baik di dalam maupun luar negeri, kata wakil menteri industri dan teknologi informasi Xin Guobin mengatakan pada hari Senin.

Pemerintah Cina telah memberikan pinjaman sebesar 200 miliar yuan atau sekitar Rp 460 triliun kepada 5.000 bisnis, dari 300 miliar (Rp 691 triliun) yang dialokasikan untuk membantu perusahaan ketika mereka melanjutkan operasional, kata Xin.

Pihak berwenang di Ningbo mengatakan mereka akan mendorong bank-bank nasional untuk menawarkan kredit preferensial hingga 100 miliar yuan (Rp 230 triliun) kepada perusahaan ekspor yang lebih besar di kota pelabuhan timur itu. Pemerintah kota akan mensubsidi pinjaman seperti itu, kata Xin.

Bersamaan dengan pembukaan kembali bisnis pascapandemi, Cina kini menutup perbatasannya dari warga asing di tengah kekhawatiran kasus virus Corona dari luar negeri.

Dikutip dari CNN, dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam kemarin, pemerintah Cina mengatakan bahwa Cina telah memutuskan untuk sementara waktu menunda masuknya warga negara asing ke Cina yang memegang visa atau izin tinggal pada 28 Maret, dikarenakan penyebaran virus Corona di luar negeri.

Siapa pun yang ingin memasuki Cina harus mengajukan permohonan visa baru di kedutaan atau konsulat Cina di negara masing-masing. Pengumuman itu tidak mengatakan berapa lama ini akan berlangsung.

Keputusan untuk secara efektif menutup negara itu bagi orang asing adalah yang terbaru dalam serangkaian langkah yang dimaksudkan untuk melindungi infeksi dari perjalanan internasional, setelah lebih dari 500 kasus impor virus Corona dikonfirmasi di Cina.

Pada hari Senin, otoritas kota Beijing mengumumkan bahwa semua kedatangan internasional akan dikarantina dan diuji untuk virus Corona di fasilitas pemerintah yang ditunjuk. Kota-kota Cina lain telah menerapkan persyaratan karantina rumah virus Corona yang ketat pada kedatangan internasional.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

17 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

17 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

18 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya