Virus Corona, Trump Batal Aktifkan Bisnis Amerika pada April
Senin, 30 Maret 2020 09:38 WIB
TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperpanjang arahan kepada warga untuk tinggal di rumah hingga akhir April 2020 terkait pencegahan wabah virus Corona.
Trump membatalkan rencana untuk kembali mengaktifkan kegiatan ekonomi pada pertengahan April 2020.
Ini terjadi setelah ahli penyakit menular mengatakan sebanyak sekitar 200 ribu warga AS bisa meninggal akibat wabah virus Corona.
“Puncak, tingkat tertinggi kematian, bakal terjadi dalam dua pekan,” kata Trump dalam jumpa pers mengenai wabah virus Corona di Rose Garden, Gedung Putih, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 29 Maret 2020.
Trump membatalkan rencananya itu di tengah meningkatnya angka kematian akibat penyakit pernapasan ini, yang menelan korban jiwa lebih dari 2.460 orang. Sebanyak 141 ribu kasus infeksi virus Corona tercatat di AS.
Ini merupakan angka tertinggi korban terinfeksi virus Corona untuk sebuah negara. Jumlah total korban terinfeksi virus ini secara global tercatat sebanyak sekitar 685 ribu orang dengan sekitar 32 ribu orang meninggal. Sekitar 145.700 orang berhasil disembuhkan setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tidak ada yang lebih buruk daripada menyatakan kemenangan sebelum kemenangan itu diraih,” kata Trump.
Dia mengatakan kepada rakyat AS,”Semakin baik upayamu, semakin cepat semua mimpi buruk ini berakhir.”
Sebelumnya pada Ahad, Dr. Anthony Fauci, yang merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan pandemi virus Corona bisa menewaskan sekitar 100 – 200 ribu orang AS. Ini bisa terjadi jika mitigasi ini tidak berhasil.
Menurut data Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit AS atau CDC, penyakit flu telah membunuh sekitar 12 – 61 ribu orang per tahun sejak 2010.
Menurut data CDC, penyakit flu ini pernah menjadi pandemi pada 1918 – 1919 menewaskan sekitar 675 ribu di AS.
Dalam pernyataannya di Rose Garden, Gedung Putih, Fauci mengatakan estimasi korban jiwa di AS bisa terjadi jika masyarakat tidak mengikuti arahan pemerintah untuk tinggal di rumah. Itu merupakan skenario terburuk yang bisa terjadi.
“Kami merasa mitigasi yang kami lakukan saat ini memiliki dampak. Keputusan untuk memperpanjang proses mitigasi ini hingga akhir April merupakan hal yang bijak dan keputusan yang hati-hati,” kata Fauci.
Sebelum ini, Trump menyarankan kegiatan ekonomi dipulihkan sebelum Hari Paskah, yang mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan seperti gubernur negara bagian.
Ini karena sejumlah negara bagian seperti New York masih mengalami kesulitan dengan bertambahnya korban jiwa dan layanan kesehatan yang kewalahan menangani pasien.
Sebanyak 21 gubernur negara bagian, yang mewakili lebih dari setengah total populasi AS sebanyak 330 juta, telah memutuskan untuk menutup semua bisnis tidak esensial. Mereka meminta warga untuk tinggal di rumah.
Negara bagian New York, misalnya, melaporkan ada sekitar 60 ribu kasus infeksi virus Corona. 965 orang meninggal akibat infeksi virus ini atau bertambah 237 orang korban tewas dalam waktu 24 jam.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, yang merupakan politikus Demokrat, mengatakan jumlah korban yang dirawat di rumah sakit berkurang. Cuomo dikenal sebagai pengritik Trump.
Wali Kota New York City, Bill de Blasio, mengatakan pasien terinfeksi virus Corona membutuhkan lebih banyak ventilator, masker, pakaian medis, dan peralatan lain hingga 5 April 2020.