Virus Corona, Trump Batal Aktifkan Bisnis Amerika pada April

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 30 Maret 2020 09:38 WIB

Seorang pasien positif virus corona atau Covid-19 dibawa oleh petugas medis menuju ambulans di Manhattan, New York, 26 Maret 2020. Kasus positif virus corona di Amerika Serikat mencapai 104.686 kasus dengan 1.689 kematian. REUTERS/Carlo Allegri

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperpanjang arahan kepada warga untuk tinggal di rumah hingga akhir April 2020 terkait pencegahan wabah virus Corona.

Trump membatalkan rencana untuk kembali mengaktifkan kegiatan ekonomi pada pertengahan April 2020.

Ini terjadi setelah ahli penyakit menular mengatakan sebanyak sekitar 200 ribu warga AS bisa meninggal akibat wabah virus Corona.

“Puncak, tingkat tertinggi kematian, bakal terjadi dalam dua pekan,” kata Trump dalam jumpa pers mengenai wabah virus Corona di Rose Garden, Gedung Putih, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 29 Maret 2020.

Trump membatalkan rencananya itu di tengah meningkatnya angka kematian akibat penyakit pernapasan ini, yang menelan korban jiwa lebih dari 2.460 orang. Sebanyak 141 ribu kasus infeksi virus Corona tercatat di AS.

Advertising
Advertising

Ini merupakan angka tertinggi korban terinfeksi virus Corona untuk sebuah negara. Jumlah total korban terinfeksi virus ini secara global tercatat sebanyak sekitar 685 ribu orang dengan sekitar 32 ribu orang meninggal. Sekitar 145.700 orang berhasil disembuhkan setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

“Tidak ada yang lebih buruk daripada menyatakan kemenangan sebelum kemenangan itu diraih,” kata Trump.

Dia mengatakan kepada rakyat AS,”Semakin baik upayamu, semakin cepat semua mimpi buruk ini berakhir.”

Sebelumnya pada Ahad, Dr. Anthony Fauci, yang merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan pandemi virus Corona bisa menewaskan sekitar 100 – 200 ribu orang AS. Ini bisa terjadi jika mitigasi ini tidak berhasil.

Menurut data Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit AS atau CDC, penyakit flu telah membunuh sekitar 12 – 61 ribu orang per tahun sejak 2010.

Menurut data CDC, penyakit flu ini pernah menjadi pandemi pada 1918 – 1919 menewaskan sekitar 675 ribu di AS.

Dalam pernyataannya di Rose Garden, Gedung Putih, Fauci mengatakan estimasi korban jiwa di AS bisa terjadi jika masyarakat tidak mengikuti arahan pemerintah untuk tinggal di rumah. Itu merupakan skenario terburuk yang bisa terjadi.

“Kami merasa mitigasi yang kami lakukan saat ini memiliki dampak. Keputusan untuk memperpanjang proses mitigasi ini hingga akhir April merupakan hal yang bijak dan keputusan yang hati-hati,” kata Fauci.

Sebelum ini, Trump menyarankan kegiatan ekonomi dipulihkan sebelum Hari Paskah, yang mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan seperti gubernur negara bagian.

Ini karena sejumlah negara bagian seperti New York masih mengalami kesulitan dengan bertambahnya korban jiwa dan layanan kesehatan yang kewalahan menangani pasien.

Sebanyak 21 gubernur negara bagian, yang mewakili lebih dari setengah total populasi AS sebanyak 330 juta, telah memutuskan untuk menutup semua bisnis tidak esensial. Mereka meminta warga untuk tinggal di rumah.

Negara bagian New York, misalnya, melaporkan ada sekitar 60 ribu kasus infeksi virus Corona. 965 orang meninggal akibat infeksi virus ini atau bertambah 237 orang korban tewas dalam waktu 24 jam.

Gubernur New York, Andrew Cuomo, yang merupakan politikus Demokrat, mengatakan jumlah korban yang dirawat di rumah sakit berkurang. Cuomo dikenal sebagai pengritik Trump.

Wali Kota New York City, Bill de Blasio, mengatakan pasien terinfeksi virus Corona membutuhkan lebih banyak ventilator, masker, pakaian medis, dan peralatan lain hingga 5 April 2020.

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

11 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

1 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

3 hari lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

3 hari lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

5 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

6 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya