Korban Virus Corona Di Amerika Bisa Mencapai 200 Ribu

Senin, 30 Maret 2020 08:31 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Insitut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci memperingatkan warga Amerika untuk bersiap akan kemungkinan terburuk. Menurut estimasinya, pandemi virus Corona di Amerika bisa semakin parah dengan jumlah korban mencapai 200 ribu orang.

"Coba lihat apa yang terjadi sekarang (di Amerika). Menurutku (jumlah korban) bisa mencapai antara 100 ribu - 200 ribu," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNN, Senin, 30 Maret 2020.

Sebagaimana diketahui, Amerika telah menggantikan Cina, menjadi episentrum virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut. Jumlah kasus bertambah dengan cepat di sana. Per hari ini, menurut data dari South China Morning Post, ada 136.880 kasus dan 2.409 korban meninggal di Amerika.

Angka tersebut tidak berlebihan. Sebagai pembanding, virus flu, yang memiliki karakteristik sama dengan virus Corona, membunuh 12-61 ribu warga Amerika per tahunnya menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika, CDC. Selain itu, di tahun 1918-1919, pandemi flu membunuh 675 ribu orang di Amerika.

Dari sekian banyak negara bagian di Amerika, New York menjadi yang paling terdampak. Menurut Fauci, prosentase kasus virus Corona di New York nyaris 50 persen dari total kasus di Amerika, sekitar 59.550 kasus.

Meski jumlah kasus virus Corona baru bertambah dengan cepat, dengan kemungkinan angka kematian yang tinggi, Fauci menegaskan bahwa karantina atau lockdown terhadap negara-negara bagian tidak akan dilakukan. Keputusan itu, kata Fauci, sudah diambil oleh Trump setelah menimbang segala resikonya.

"Saya baru saja berdiskusi intensif dengan Presiden Trump di Gedung Putih. Awalnya, kami benar-benar mempertimbangkan untuk menerapkan karantina ketat. Namun, setelah berdiskusi lebih lanjut, kemi memutuskan untuk memberikan imbauan keras pada publik," ujar Fauci.

Fauci menjelaskan, dibandingkan lockdown atau karantina, imbauan dirasa lebih pas. Penerapan lockdown dikhawatirkan bisa menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan kepanikan yang tidak perlu. Jadi, yang akan dilakukan adalah mengimbau warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan dari satu negara bagian ke negara bagian yang lain agar virus Corona tidak menyebar.

"Apabila tidak ada kepentingan yang darurat, hindari melakukan perjalanan. Kamu tentu tidak ingin, tanpa sengaja, menulari orang di tempat lain, ujar Fauci. Sebelumnya, Gubernur New York, Andrew Cuomo, sudah menegaskan bahwa lockdown ketat, di mana mengasingkan New York dari negara bagian lainnya, malah akan menimbilkan kekacauan di kemudian hari.

Menurut Warga Amerika, estimasi angka korban virus Corona yang dibuat Fauci terdengar mengerikan. Di sisi lain, mereka juga bisa memahami jika hal itu terjadi.

"Menurut saya, apa yang terjadi terus tumbuh, tumbuh, dan tumbuh. Tidak ada vaksin juga. Saya rasa masih ada orang-orang yang tidak memandang pandemi ini dengan serius sehingga sangat mungkin apa yang terjadi sekarang bisa bertambah drastis," ujar Jason Brown, salah seorang warga lokal, sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Saya tidak kaget dengan estimasi (virus Corona) yang dibuat. Malah, itu lebih sedikit dari yang saya kira. Saya khawatir dengan keselamatan saya, ibu, dan orang-orang yang saya sayangi," ujar Erika Andrande, guru dan warga Amerika yang tinggal di Connecticut, yang juga dikutip dari Reuters.

ISTMAN MP | CNN | SOUTH CHINA MORNING POST | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

12 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya