Ahli Mengimbau Pasar Hewan Liar Ditutup

Jumat, 27 Maret 2020 18:00 WIB

Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan, tempat asal-usul virus corona, diduga menjual hewan liar termasuk anak serigala, musang, dan bahkan koala.[Mirror.co.uk]

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi pasar hewan liar di Asia yang kotor, tempat para hewan liar di perjual belikan, telah menjadi sebuah bom waktu bagi munculnya pandemik baru yang mematikan. Peringatan itu disampaikan oleh Andrew Cunningham, ahli bidang Zoological Society di London, Inggris, dimana saat ini penyebaran virus corona atau COVID-19 diduga berasal dari pasar hewan di Kota Wuhan, Cina.

Di Cina, saat ini menjual dan mengkonsumsi hewan liar sudah dilarang demi menjaga keamanan kesehatan masyarakat dan keamanan ekologi. Namun di beberapa negara di Asia masih ada menyembelih dan menjual daging hewan liar. Rantai suplai hewan liar umumnya dari Afrika dan Amerika Latin yang mengirim ke Myanmar, Indonesia, Laos, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Festival Yulin di Cina, dimana daging anjing di konsumsi. Sumber: No To Dog Meat/mirror.co.uk

Dikutip dari mirror.co.uk, perdagangan hewan liar per tahun bernilai £58 miliar atau Rp 1,1 miliar. Cunningham mengimbau penutupan pasar-pasar tradisional diharapkan bisa menjadi salah satu upaya dalam melindungi kesehatan masyarakat. Peringatan juga disampaikan oleh Steve Galster, Pendiri Freeland, sebuah Lembaga anti-perdagangan gelap do Bangkok. Thailand.

“Wuhan adalah peringatan besar. Alam membalas dendam,” kata Galster.

Advertising
Advertising

Menurut Galster, cara untuk mencegah penyebaran virus yang membahayakan manusia adalah menghentikan perdagangan hewan liar. Larangan seperti yang sudah dilakukan Cina diharapkan bisa berlangsung permanen. Cina adalah salah satu importir terbesar hewan liar di dunia.

Galster menyebut penjualan hewan liar biasanya dikendalikan oleh gangsters. Jual-beli hewan liar bukan sebuah perdagangan yang diatur dalam peraturan resmi sehingga tidak mengherankan infeksi dan virus berbahaya menyebar.

“HIV, SARS dan flu burung semuanya berasal dari hewan dan virus yang saat ini berkembang. Pasar-pasar ini seperti bom waktu,” kata Galster.

Di Vietnam, pemerintah telah melarang secara resmi aktivitas di pasar-pasar hewan liar setelah munculnya tekanan dunia. Hewan yang biasanya diperdagangkan di pasar hewan liar seperti monyet, kucing dan anjing. Ada pula yang menjual kelelawar, yang biasanya di sop yang diduga bisa untuk mengobati penyakit pernafasan.

Tikus, kadal dan ular juga diperjual-belikan yang biasanya disajikan dengan cara barbecue. Sedangkan hewan liar Chatuchak, biasanya diselundupkan ke berbagai belahan dunia untuk dijadikan hewan peliharaan.

Berita terkait

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

6 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

7 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

8 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

10 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

12 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

18 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

24 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Ketua TP PKK Tinjau Kebakaran di Pasar Tarutung

24 hari lalu

Ketua TP PKK Tinjau Kebakaran di Pasar Tarutung

Ketua TP PKK Tapanuli Utara, Satika Simamora, meninjau langsung Pasar Tradisional Tarutung yang terbakar pada Minggu, 7 April 2024.

Baca Selengkapnya