Antara Beijing, Lingkungan dan Fulus

Reporter

Editor

Selasa, 26 Agustus 2008 12:18 WIB

TEMPO Interaktif

Sejak penyambutan olimpiade, untuk menghasilkan udara bersih pemerintah kota menghentikan kegiatan produksi pabrik-pabrik dan pembangunan gedung. Hal ini setidaknya berpengaruh kepada 2000 pekerja yang biasanya memadati jalan raya setiap paginya, tidak lagi keluar rumah di Kota Beijing.

Namun, kondisi yang mendorong ke arah ramah lingkungan ini ternyata berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan eknomi yang saat ini juga sedang digenjot pemerintah Cina. Ekonomis Asia dari Credit Suisse Group AG Hngkong Tao Dong menyatakan bahwa isu ramah lingkungan ini hanyalah sementara saja. “Kita tidak akan bisa mengharapkan orang meninggakan mobil-mobil mereka di rumah ketika mereka akan bekerja.”

China, yang menduduki peringkat empat pertumbuhan ekonominya di dunia, harus rela kehilangan tiga persen atau sekitar empat triliun Yuan atau 585,3 miliar dolar AS saat pembangunan Kota Beijing dan sekitarnya hanya dalam waktu dua bulan.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi ini juga diperparah dengan keinginan Presiden Cina Hu Jintao yang tidak ingin Beijing tampil mengecewakan sebagai tuan rumah Olimpiade. Hu memilih untuk memperlambat pembangnan di berbagai sektor ekonomi untuk mendapatkan kondisi ingkungan yang ramah lingkungan. Secara ekonomi, Hu lebih memprioritaskan untuk mengontrol kecepatan pertumbuhan dan laju inflasi.

Advertising
Advertising

Hal ini tak luput dari tekanan Presiden International Olympic Committee Jacques Rogge yang menyatakan akan menunda berbagai even olahraga yang digelar di luar ruangan, seperti lari maraton dan balap sepeda. “Panas dan polusi akan menghambat prestasi yang akan dicapai para atlet.” ujarnya.

Dari Indeks polusi, Kota Beijing telah mencapai 30 persen lebih rendah dibandingkan Agustus 2007. Begitupula dengan polusi udara yang rata-rata menurun sampai 40 persen, sedangkan polusi yang berasal dari kendaraan bermotor mencapai 61 persen.

Akankah Beijing mempertahankan kenyamanan lingkungan kota atau kembali mengejar keuntungan ekonomi setelah olimpiade berakhir? Kita lihat saja.

AP|Bloomberg| Nur Haryanto

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

8 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

9 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

13 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

15 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

15 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

20 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

21 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya