Wabah Corona, Pengungsi Rohingya di Bangladesh Panik

Sabtu, 21 Maret 2020 09:01 WIB

Ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis itu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Sumber: Yahoo News

TEMPO.CO, Jakarta - Kepanikan terjadi di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh setelah Save the Children melaporkan tentang lemahnya sistem untuk memeriksa situasi virus Corona bagi hampir satu juta pengungsi di kamp Cox'd Bazar.

"Panik mengenai wabah virus Corona telah menyebar di kamp-kamp karena banyak warga Rohingnya kembali dari negara-negara di luar negeri tidak menjadi sasaran pengawasan," kata Syed Ullah, pemimpin Rohingya di kamp Cox Bazar kepada BenarNews yang dikutip Radio Free Asia pada 20 Maret 2020.

"Sebagian besar dari kami tidak mengetahui bagaimana tetap aman dari Covid-19," ujarnya.

Ketua Nhila Union di Teknaf, Rashed Mohammad Ali sependapat dengan pernyataan Syed mengingat Cina sebagai sumber lahirnya virus Corona berbatasan dengan Myanmar dan tempat tinggal pengungsi Rohingnya. Perbatasan ini dulunya menjadi jalan rahasia untuk keluar masuk Myanmar.

"Itulah mengapa resiko kami sangat tinggi," kata Rashed.

Advertising
Advertising

Mahbubur Rahman sebagai dokter di kantor Bedah Warga Sipil di Box's Bazar mengatakan, sehubungan populasi yang padat di kamp Rohingya sehingga tidak layak untuk dijadikan karantina rumah. Dan setengah dari total jumlah pengungsi Rohingya merupakan anak-anak.

"Tidak ada jalan kecuali menghentikan setiap orang masuk kamp," kata Rahman.

Selain itu, otoritas kesehatan akan mengambil sampel darah untuk diperiksa di Institut Epidemiologi, Pengawasan Penyakit dan Penelitian.

Sebanyak 47 tempat tidur juga telah disediakan di pusat-pusat kesehatan di kamp pengungsi Rohingya dan 100 krusi di pusat kesehatan di distrik Ramu dan Chakaria Upazila.

Komisioner Repatriasi dan Pemulihan Pengungsi, Mahbub Alam Talukder mengatakan pemerintah telah meyediakan 150 kursi di unit isolasi untuk kamp-kamp pengungsi.

"Sebagai tambahan, 280 dokter, perawat, dan relawan dari berbagai organisasi telah dilatih untuk memerangi infeksi ini," kata Talukder.

Juru bicara Grup Koordinasi Antar Sektor, Saika Biswas mengatakan sebagian besar orang asing dilarang masuk ke dalam kamp-kamp pengungsi Rohingya yang setengah dari total jumlah pengungsi merupakan anak-anak.

"Hanya orang asing yang bekerja untuk masalah kemanusiaan yang penting seperti memasok obat atau makanan dan air ke kamp-kamp," kata Biswas.

Para nelayan yang membawa hewan ternak ke pelabuhan Teknaf juga menjalani pemeriksaan.

"Kamilah yang saat ini berisiko karena tidak terlindungi saat memeriksa mereka virus Corona," kata dokter Surva Deb.

Bangladesh telah melaporkan 17 kasus virus Corona. Satu orang dinyatakan tewas. Sejauh ini belum ada pengungsi Rohingya yang positif terinfeksi virus Corona.

Berita terkait

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

18 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

36 hari lalu

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

38 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Meski Dibangun 1.000 Tentara AS, Pentagon: Pelabuhan Gaza Baru Siap Setelah 60 Hari

49 hari lalu

Meski Dibangun 1.000 Tentara AS, Pentagon: Pelabuhan Gaza Baru Siap Setelah 60 Hari

Pentagon menyatakan rencana Presiden Joe Biden untuk membangun pelabuhan terapung militer untuk mempercepat bantuan ke Gaza memerlukan waktu 60 hari

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

51 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

57 hari lalu

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

57 hari lalu

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya