Lawan Virus Corona, Italia Kerahkan Militer Untuk Bantu Lockdown

Sabtu, 21 Maret 2020 08:00 WIB

Truk-truk militer Italia memindahkan peti mati pasien corona ke provinsi-provinsi tetangga dari kota episentrum penyebaran virus corona di Bergamo, Italia, Rabu,18 Maret 2020. Pemindahan ini dilakukan karena layanan pemakaman di Bergamo kewalahan menguburkan korban. Sergio Agazzi.Fotogramma via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan penanganan virus Corona (COVID-19) di Italia belum menunjukkan tanda positif. Data terbaru, ada 41.035 kasus dan 3.405 korban meninggal akibat virus Corona di Italia. Dengan kata lain, ada lebih banyak korban meninggal di Italia dibandingkan Cina yang lebih dulu terdampak virus Corona (3.248 korban meninggal).

Merespon hal tersebut, Italia mengambil langkah memperketat lockdown yang telah mereka jalankan beberapa hari terakhir. Kali ini, militer ikut dilibatkan untuk memastikan tidak ada warga berkeliaran yang berpotensi mempercepat penyebaran virus Corona.

"Permintaan untuk melibatkan personil militer telah disepakati. Ada 114 prajurit yang diterjunkan sepanjang Lombardia. Masih terlalu sedikit, tetapi ini langkah positif," ujar Presiden Kawasan Lombardia, Attilio Fontana, sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat malam, 20 Maret 2020.

Menurut Fontana, personil militer akan bertugas menjaga keamanan dan mengawasi jalanan kota. Selain itu, untuk menertibkan warga yang membandel dari kebijakan lockdown.

Menurut tenaga ahli Cina yang dikirimkan ke Italia untuk membantu penangnan virus Corona, Sun Shuopeng, memang sudah seharusnya negeri Pizza itu memperketat lockdown mereka. Menurut dia, yang bekerja untuk Palang Merah Cina, lockdown di Italia masih tergolong santai dan tidak seketat Cina.

Di Cina, kata ia, lockdown yang ada sampai membuat warga benar-benar menghentikan aktivitas ekonomi dan mengurangi interaksi sosial. Sementara di Italia, menurutnya, warga masih bisa berkeliaran bebas walaupun lockdown sudah diberlakukan.

"Di Milan, salah satu area yang paling terdampak virus Corona, karantinanya sangat lengang. Saya masih bisa melihat transportasi publik beroperasi, warga berkeliaran, pertemuan digelar di hotel, dan mereka yang tidak memakai masker," ujar Shuopeng.

"Saya tidak tahu apa yang mereka (pemerintah Italia) pikirkan...Kami mengorbankan apapun untuk bisa menyelamatkan nyawa, " ujar Shuopeng menambahkan.

Secara terpisah, salah seorang suster di Milan, Daniela Confalonieri, beranggapan bahwa situsasi di Italia memang mengkhawatirkan walaupun sudah ada lockdown. Situasi yang benar-benar kritis sampai petugas medis sendiri sudah tak mampu menghitung jumlah korban virus Corona (COVID-19).

"Kami bekerja dalam tekenan tinggi dan street. Sayangnya, kami gagal mengendalikan situasi di Lombardia di mana wabahnya cukup tinggi dan kami tak mampu lagi menghitung berapa yang meninggal," ujar Confalonieri mengakhiri.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

2 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

6 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

7 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya