Cina Sebut Penanganan Virus Corona di Italia Terlalu Santai

Jumat, 20 Maret 2020 21:05 WIB

Vo, kota dekat Venesia, yang berada di pusat wabah virus Corona Italia, memulai percobaan karantina ketat dan pengujian massal pada akhir Februari.[Sky News]

TEMPO.CO, Jakarta - Berhasilnya Cina menekan angka pertumbuhan kasus virus Corona (COVID-19) baru membuat masukan mereka diminati berbagai negara. Terutama, negara-negara yang baru-baru ini saja terdampak virus Corona seperti Italia. Pekan ini, pemerinta Cina mengirimkan tenaga ahli mereka ke Italia untuk berbagi informasi perihal bagaimana cara Cina menangani virus Corona.

Impresi pertama yang didapat Cina dari penanganan virus Corona di Italia tidak bagus. Menurut para ahli dari Cina, penanganan virus Corona di Italia tergolong santai, bahkan untuk wilayah yang sudah dalam status karantina seperti Milan.

"Di Milan, salah satu area yang paling terdampak virus Corona, karantinanya sangat lengang. Saya masih bisa melihat transportasi publik beroperasi, warga berkeliaran, pertemuan digelar di hotel, dan mereka yang tidak memakai masker," ujar salah satu tenaga ahli yang dikirim ke Italia, Sun Shuopeng, dari Palang Merah Cina sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 20 Maret 2020.

Hingga berita ini ditulis, Italia merupakan negara yang paling terdampak virus Corona di Eropa. Mengutip South China Morning Post, total ada 41.035 kasus dan 3.405 korban meninggal akibat virus Corona di Italia. Sebagian besar kasus berasal dari kawasan utara Italia seperti Lombardia.

Dengan angka korban meninggal sudah melebihi Cina, Shuopeng merasa karantina di Italia seharusnya lebih ketat lagi. Bahkan, menurut ia, seharusnya pemerintah Italia sudah meminta seluruh warganya untuk menghentikan kegiatan ekonomi dan mengurangi interaksi terhadap satu sama lain.

"Saya tidak tahu apa yang mereka (pemerintah Italia) pikirkan. Kita harus benar-benar menghentikan aktivitas ekonomi dan interaksi pada umumnya. Kami harus tinggal di rumah dan melakukan segala hal untuk bisa menyelamatkan nyawa. Kami mengorbankan apapun untuk bisa menyelamatkan nyawa, " ujar Shuopeng.

Pengorban yang dilakukan Cina memang berhasil. Dua hari berturut-turut, tidak ada kasus virus Corona baru yang muncul dari kawasan lokal. Di Cina, semua kasus baru datang dari mereka yang kembali dari luar negeri, 39 kasus.

Korban meninggal harian di Cina juga bisa dihitung dengan jari sekarang. Per hari ini, menurut Komisi Kesehatan Nasional Cina, cuma ada tiga korban meninggal atau yang terendah sejak 21 Januari 2020, hari di mana Wuhan dikarantina karena menjadi pusat penyebaran Corona.

Total, ada 80.967 kasus virus Corona (COVID-19) di Cina saat ini. Sementara itu, jumlah korban meninggal ada 3.248 atau lebih rendah 157 orang dari Italia yang baru belakangan menderita pandemi virus Corona (COVID-19).

ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 menit lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

10 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

12 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

12 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

13 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya