Raja Salman Pidato Pertama Kali Sejak Penyebaran Virus Corona
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 20 Maret 2020 08:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi pada Kamis, 19 Maret 2020, untuk pertama kali menyampaikan pidato ke publik sejak virus corona menyebar. Dalam pidatonya, Raja Salman meyakinkan pihaknya akan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus mematikan ini dan mendesak seluruh masyarakat bekerja sama menghadapi pandemik ini.
“Kita sedang hidup dalam sebuah periode yang sulit dalam sejarah, namun kita semua menyadari masalah ini akan dilalui meskipun jalan yang dilalui kejam, pahit dan sulit,” kata Raja Salman, 84 tahun, seperti dikutip dari uk.reuters.com.
Raja Salman dalam pidatonya mendesak masyarakat untuk bertindak dengan solidaritas, saling bekerja sama dan mematuhi arahan otoritas.
Pada Kamis kemarin, Arab Saudi mencatat ada 36 kasus baru virus corona. Dengan begitu, total ada 274 kasus pasien virus corona di negara itu dan sejauh ini belum ada korban meninggal karena virus mematikan tersebut.
Kerjaan Arab Saudi sudah mengambil langkah-langkah drastis dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, diantaranya menghentikan sementara penerbangan internasional, menangguhkan sementara ibadah umrah, menutup masjid, sekolah, mal dan restoran. Pemerintah Arab Saudi juga meminta masyarakat tidak lagi berangkat ke kantor, namun bekerja dari rumah.
Pada Kamis, 19 Maret 2020, Riyadh juga memutuskan meniadakan salat Jumat dan salat lima waktu jamaah di masjid. Sedangkan pelaksanaan salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan dibatasi jumlah jamaahnya sebagai bagian dari upaya menghentikan virus corona.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, memilih melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin dunia lewat sambungan telepon. Dia belum berbicara ke publik sejak negara itu melakukan langkah pencegahan virus corona sejak akhir pekan lalu. Pemerintah Arab Saudi juga sudah menunda rapat kabinet yang rutin digelar.
Virus corona telah menjangkiti sejumlah negara teluk. Di Bahrain, ada 1.300 kasus virus corona, dengan satu orang berujung kematian. Banyak kasus virus corona terkait dengan perjalanan ke Iran, yang sekarang menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh virus corona dengan 1.284 kematian dan lebih dari 18 ribu kasus COVID-19.