Virus Corona, Inggris Minta Genjot Produksi Alat Ventilator

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 20 Maret 2020 07:01 WIB

Warga Inggris berusia 90 tahun ke atas akan dipaksa mengisolasi diri di rumah untuk mengendalikan virus Corona.[REUTERS]

TEMPO.CO, London – Pemerintah dan sejumlah manufaktur mengambil langkah drastis untuk meningkatkan produksi alat bantu pernapasan atau ventilator seiring meningkatnya penyebaran virus Corona.

Ini karena alat bantu pernapasan ini mengalami peningkatan permintaan dari banyak rumah sakit di berbagai negara, yang membutuhkan alat ini untuk merawat pasien terinfeksi virus Corona.

Pemerintah Inggris menempuh cara pada era perang untuk memproduksi ventilator ini. Pemerintah melibatkan sejumlah perusahaan manufaktur mobil mewah seperti Rolls-Royce dan perusahaan alat penyedot debu Dyson untuk memproduksi alat penting ini.

“Ada kebutuhan besar untuk alat ventilator ini di dunia dalam beberapa pekan mendatang seiring dunia bersiap menghadapi puncak dari pandemi virus Corona ini,” kata Helen Meese, wakil ketua bidang insinyur biomedis di Institution of Mechanical Engineers, seperti dilansir CNN pada Kamis, 19 Maret 2020.

Mengenai alat ventilator ini, lembaga kesehatan dunia, WHO telah mendesak semua negara untuk memaksimalkan ketersediaan alat ini di rumah sakit.

Advertising
Advertising

Alat ini berfungsi membantu paru-paru bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan dengan cara memompa oksigen ke dalam aliran darah agar organ-organ bisa tetap berfungsi normal.

“Terapi oksigen merupakan intervensi perawatan utama bagi pasien yang mengalami infeksi parah virus COVID-19,” begitu pernyataan pejabat WHO.

Pada Februari, Cina sempat mengalami kekurangan ventilator ini ketika Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina selatan masih menjadi pusat penyebaran awal virus Corona atau COVID-19.

Namun, wabah ini telah bergeser ke sejumlah negara seperti kawasan Eropa dengan Italia mengalami penyebaran wabah virus Corona terbanyak.

Ada setidaknya 31 ribu kasus infeksi virus Corona di Italia dengan lebih 2.500 orang meninggal.

Pada Selasa pekan ini, media Cina melaporkan tim kedua telah tiba di Italia dengan 30 alat ventilator, 200 ribu masker wajah, dan 9 ton alat lainnya untuk penanganan virus Corona.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

5 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

20 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

3 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya