Virus Corona, Bank Sentral Eropa Gelontorkan Rp13 Ribu Triliun

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Kamis, 19 Maret 2020 15:44 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Brussel - Bank Sentral Uni Eropa atau European Central Bank mengumumkan paket stimulus besar-besaran dengan mencetak uang baru senilai 750 miliar euro atau sekitar Rp13 ribu triliun untuk mengatasi dampak ekonomi akibat wabah virus Corona.

Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli obligasi pemerintah dan surat berharga swasta sebelum akhir 2020. Pejabat bank sentral Uni Eropa juga menyatakan siap menggelontorkan uang lebih banyak jika dibutuhkan.

“Dewan Bank Sentral siap untuk menambah jumlah program pembelian aset dan menyesuaikan komposisinya, sebanyak yang dibutuhkan dan selama yang diperlukan,” begitu pernyataan ECB seperti dilansir CNN pada Kamis, 19 Maret 2020.

Program penambahan likuiditas besar-besaran untuk pemerintah dan perusahaan swasta ini dikenal sebagai program quantitative easing.

Tujuan dari bank sentral menggelar program ini adalah untuk menjaga agar sistem keuangan dan perekonomian tetap likuid yaitu memiliki uang tunai siap pakai agar tidak terjadi kepanikan di pasar.

Advertising
Advertising

Dalam dua pekan terakhir ini, pasar saham global telah mengalami anjlok dengan penurunan harga saham besar-besar akibat menyebarnya wabah virus Corona ke 150 negara.

Wabah ini mempengaruhi kegiatan produksi dan manufaktur di berbagai negara dan juga menekan kegiatan konsumsi publik.

“Bank sentral Eropa akan mengeksplorasi semua opsi dan rencana darurat untuk mendukung ekonomi melewati goncangan ini,” kata ECB.

Saat ini, sebagian besar wilayah Eropa menjalani isolasi yaitu pemerintah melarang warga berpergian untuk mencegah terinfeksi virus Corona atau menyebarkan virus itu tanpa sengaja.

Industri raksasa otomotif dan aviasi nyaris tutup semua dengan menutup pabrik dan merumahkan pegawai.

Pemerintah juga memerintahkan pusat hiburan, perbelanjaan, restoran dan ruang publik ditutup untuk mencegah penyebaran virus ini.

Pengumuman ini datang kurang dari sepekan setelah ECB meningkatkan program pembelian obligasi, yang saat itu diperkirakan sebagai tambahan sebesar 120 miliar euro atau sekitar Rp2 ribu triliun.

Sejumlah bank sentral di berbagai negara juga terus memotong tingkat suku bunga untuk menekan biaya utang dan mengurangi risiko kebangkrutan bisnis.

ECB mengatakan program ini akan berlangsung hingga akhir 2020.

ECB mengatakan program pembelian surat berharga milik korporat dilakukan agar perusahaan memiliki dana pinjaman jangka pendek saat terjadi perlambatan ekonomi akibat virus Corona. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan surat utang untuk membayar gaji karyawan dan membiayai kegiatan operasional sehari-hari.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Ironis, 'Semua' Kripto Anak Presiden Bank Sentral Lenyap Entah ke Mana

24 November 2023

Ironis, 'Semua' Kripto Anak Presiden Bank Sentral Lenyap Entah ke Mana

Ketua ECB Lagarde mengakui putranya kehilangan uang kripto.

Baca Selengkapnya

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

2 Oktober 2023

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

Selandia Baru bersiap menghadapi Pemilu. PM Selandia Baru yang akan kembali mencalonkan diri, terserang Covid.

Baca Selengkapnya