Virus Corona, Negara Barat Gelontorkan Dana Ribuan Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 18 Maret 2020 16:20 WIB

Seorang pria melihat rak daging segar yang kosong setelag semakin meluasnya virus corona atau Covid-19 di London, Inggris, 15 Maret 2020. Korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia mencapai 6.516 kasus.REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Washington – Negara kaya di dunia menyiapkan dana triliunan dolar atau ribuan triliun rupiah untuk menangani dampak wabah virus Corona.

Ini karena wabah ini menyeret perekonomian global ke arah resesi dan menimbulkan pembatasan gerak publik terbesar sejak Perang Dunia II.

Wabah virus Corona, yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, sejak Desember 2019, ini telah menginfeksi sekitar 196 ribu orang di 150 negara.

Jumlah total korban meninggal tercatat sebanyak 7.800 orang, yang mayoritas berada di Cina.

“Inggris menyiapkan paket penyelamatan bisnis dari kebangkrutan senilai US$400 miliar atau sekitar Rp6.200 triliun,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 17 Maret 2020.

Advertising
Advertising

Penyusun anggaran mengatakan skala pinjaman yang dibutuhkan bisa menyamai utang yang dibuat pada saat invasi Nazi Jerman pada 1939 – 1945.

“Sekarang bukan saatnya untuk merasa enggan soal utang sektor publik,” kata Robert Chote, kepala kantor Pertanggung-Jawaban Anggaran, seperti dilansir Reuters. Kantor ini menyediakan analisis dan pandangan mengenai keuangan Inggris bagi para anggota parlemen.

Pemerintah Inggris telah memerintahkan penutupan pub, kelab malam, restoran, bioskop hingga gedung pertunjukan.

Secara terpisah, Presiden Amerika, Donald Trump, telah mengusulkan rencana menggelontorkan paket stimulus senilai US$1 triliun atau sekitar Rp15.400 triliun ke masyarakat dan market.

Trump mengatakan akan mengirim bantuan langsung tunai dalam dua pekan seiring jumlah korban meninggal akibat virus Corona naik jadi 108 orang. Jumlah korban terinfeksi di sana sebanyak lebih dari 5.700 orang.

Perusahaan maskapai penerbangan atau airline menjadi salah satu sektor paling terdampak akibat penutupan penerbangan dan pelarangan di sejumlah negara. Industri ini meminta pemerintah AS menggelontorkan dana bantuan dan pinjaman US$50 miliar atau sekitar Rp771 triliun agar tetap bisa beroperasi seiring anjloknya jumlah penumpang.

Prancis memompa US$50 miliar atau sekitar 771 triliun untuk menolong perekonomiannya yang melemah drastis. Dana ini akan digunakan untuk membantu perusahaan dan para pekerja.

“Saya selalu mendorong keuangan yang hemat pada masa damai sehingga Prancis tidak harus berhemat pada saat perang,” kata Gerald Darmanin, menteri Urusan Anggaran, seperti dilansir media Les Echos.

Uni Eropa juga melonggarkan aturan perusahaan untuk menerima dana bantuan negara hingga US$551 ribu atau sekitar Rp8.5 miliar.

Meski pemerintahan negara besar telah mengumukan paket stimulus ekonomi, pasar saham dunia dan minyak tetap mengalami kejatuhan harga. Wall Street, misalnya, mengalami penurunan indeks terbesar sejak Black Monday pada 1987.

Wabah virus Corona ini, seperti dilansir Channel News Asia, merebak di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina sejak Desember 2019. Wabah ini telah menyebar di 150 negara dan menginfeksi 190 ribu orang dengan korban meninggal mencapai lebih dari tujuh ribu orang.

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

22 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya