Usia Jadi Dalang Virus Corona Menyebar Dengan Cepat di Italia

Rabu, 18 Maret 2020 18:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Italia kewalahan. Virus Corona menyebar dengan cepat di negeri spaghetti itu. Dalam hitungan kurang dari sepekan, jumlah kasus bertambah ribuan. Per hari ini, mengutip South China Morning Post, sudah ada 27.980 kasus dan 2.158 korban meninggal akibat virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut.

Disrupsi terjadi di mana-mana. Di rumah sakit, jumlah tenaga medis timpang dengan jumlah pasien, memaksa mereka bersikap selektif dalam memilih siapa yang harus didahulukan. Imbasnya, banyak pasien lansia, yang dirasa paling rentan terhadap virus Corona, tidak tertangani maksimal. Bahkan, beberapa dari mereka meninggal tanpa keluarga di sekelilingnya.

Halaman obituari media-media lokal menjadi catatan betapa mengerikannya wabah virus Corona di Italia. Mengutip The Washington Post, halaman obituari yang biasanya hanya memakan paling banyak 3 halaman, sekarang menjadi 10 halaman. Total kabar duka yang diumumkan tiap harinya bisa mencapai 150 pengumuman. Tak ayal media-media lokal menyamakan halaman obituari seperti buletin perang.

"Saya rasa malah situasi sekarang lebih parah dibanding perang. Ayah saya meninggal dan sampai sekarang belum bisa dikebumikan. Sementara itu, kami di sini hanya bisa menunggu untuk mengucapkan perpisahan kepadanya," ujar salah satu warga lokal, Marta Testa, sebagaimana dikutip dari Washington Post, Selasa waktu Amerika, 17 Maret 2020.

Perjalanan Virus Corona di Italia (Tempo)


Cepatnya pertumbuhan kasus virus Corona di Italia memang mengejutkan. Bermula dari 3 kasus di awal Februari, di awal Maret jumlah kasus sudah mencapai 7 ribu. Korban meninggal, dari 14 orang di akhir Februari, menjadi 2.158 di pertengahan Maret ini. Pertumbuhan tersebut tidak kalah cepat dengan Korea Selatan dan Cina, dua negara paling terdampak virus Corona selain Italia.

Sebagian besar dari korban-korban itu adalah lansia. Mengutip pernyataan Presiden Institusi Tinggi Kesehatan Italia, Silvio Brusaferro, dari The Guardian, rata-rata korban jiwa virus Corona di Italia adalah penduduk dengan usia 80,3 tahun. Selain itu, mereka memiliki rekam medis yang buruk mulai dari darah tinggi, penyakit jantung, hingga kanker. Sederhananya, lansia adalah kelompok penduduk paling rentan dengan virus Corona.

Ternyata, usia memang memainkan perang penting dalam cepatnya pertumbuhan kasus virus Corona di Italia. Populasi orang tua yang besar di Italia membuat virus Corona mudah merajalela di sana. Mengutip jurnal penelitian dari Universitas Oxford di Demographic Science, Italia memiliki jumlah populasi lansia (di atas 65 tahun) paling besar kedua di dunia. Kurang lebih besarnya 23 persen dari total populasi. Sebagai perbandingan, jumlah populasi lansia di Amerika adalah 16 persen dari total populasi.

"Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya tingkat fertilitas warga Italia. Jadi, (populasi lansia yang lebih besar) lebih dipengaruhi oleh banyaknya warga Italia yang memiliki sedikit anak, bukan karena mereka punya usia hidup lebih panjang," ujar epidemiologis Universitas Oxford, Jennifer Beam Dowd.

Di sisi lain, kebanyakan dari orang tua tersebut masih tinggal dengan anak-anak mereka. Hal itu yang menyebabkan kasus kemudian mudah menyebar ke mereka yang lebih muda. Menurut data yang dikumpulkan Dowd, kebanyakan warga yang lebih muda tinggal dengan orang tua di daerah pinggiran dan kemudian komut ke kota untuk bekerja, misalnya ke Milan.

"Bisa juga itu yang menyebabkan virus cepat tersebar (dalam waktu singkat). Yang muda bekerja di daerah padat penduduk kemudian tertular virus Corona yang mereka bawa kembali ke rumah (di mana orang tua berada)," ujar Dowd lebih lanjut.

Keterkaitan antara tua dan tinggal bersama-sama banyak dibenarkan oleh warga-warga Italia. Enrico Palestra, warga Italia yang tinggal bersama ayahnya, Giovanni (80), di Lombardia, membenarkan bahwa ayahnya meninggal dengan cepat setelah diketahui tertular virus Corona. Awalnya, ia mengira ayahnya hanya sakit flu biasa.

Hal senada disampaikan Alessando, warga Codogno, yang pamannya (74 tahun) meninggal dalam hitungan hari. Dari yang awalnya hanya demam, dalam lima hari pamannya meninggal karena kalah melawan virus Corona.

"Padahal ia sehat-sehat saja selama ini. Ia tidak merokok dan tidak memiliki rekam jejak medis yang buruk. Sebagian besar keluarga saya tertular virus ini sekarang," ujarnya sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Agar pertumbuhan jumlah korban tidak bertambah pesat, Italia sudah menerapkan sejumlah strategi. Mengutip Reuters, beberapa tempat diubah menjadi lokasi perawatan cadangan untuk mengakali rumah sakit yang kelimpungan menerima pasien baru. Selain itu, 10 ribu dokter muda, yang baru saja lulus, sudah diterjunkan ke lapangan untuk menangani ketimpangan jumlah tenaga medis dan pasien.

Sebanyak 25 provinsi, yang 11 di antaranya berada di kawasan Lombardia, juga dibatasi aksesnya. Jika akses tidak dibatasi, dikhawatirkan warga akan berkeliaran tanpa menyadari telah mempercepat penyebaran virus mengingat virus Corona (COVID-19) bisa bersifat asymptomatic (tidak menimbulkan gejala).

Harapan pemerintah Italia, dengan berbagai strategi tersebut, pertumbuhan kasus baru bisa ditekan. Di sisi lain, juga memberi ruang nafas lebih banyak kepada tenaga medis untuk merawat pasien yang ada serta mengembangkan vaksin.

ISTMAN MP | WASHINGTON POST | REUTERS | THE GUARDIAN | SOUTH CHINA MORNING POST | WIRED | DEMOGRAPHIC SCIENCE

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

16 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

2 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

2 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

7 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

9 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya