COVID-19, Presiden Serbia Sebut Solidaritas Eropa Cuma Dongeng

Selasa, 17 Maret 2020 10:00 WIB

Presiden Serbia Aleksandar Vucic berbicara pada konferensi pers selama pertemuan trilateral di Ohrid, Makedonia Utara 10 November 2019. [REUTERS / Ognen Teofilovski]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan solidaritas Eropa hanyalah cerita dongeng ketika Uni Eropa menolak mengekspor peralatan medis untuk virus Corona atau COVID-19 ke Serbia.

Keresahan ini diungkapkan Vucic dalam konferensi pers Ahad setelah Uni Eropa menolak ekspor alat medis di tengah pandemi COVID-19. Saat ini Serbia masih dalam proses pengajuan keanggotaan Uni Eropa.

"Solidaritas Eropa tidak ada. Itu adalah dongeng di atas kertas," kata Vucic setelah menyatakan keadaan darurat virus Corona di negaranya, dikutip dari majalah National Review, 17 Maret 2020.

"Sampai hari ini, seperti yang Anda tahu, kami bahkan tidak bisa mengimpor barang, sesuai keputusan Uni Eropa. (Presiden Komisi Eropa) Ursula von der Leyen mengatakan ini beberapa waktu yang lalu, kami tidak dapat mengimpor peralatan medis dari negara-negara UE," tambah Vucic.

Advertising
Advertising

Vucic mengatakan bahwa karena Serbia tidak dapat membawa peralatan medis UE, negara itu hanya bisa meminta bantuan Cina, menurut laporan media investigasi Balkan Insight.

Vicic mengatakan bahwa dia telah meminta Cina untuk mengirim Serbia “segalanya" yang bisa dikirim. "Bahkan mengirim kami dokter, (karena) dokter kami sudah kewalahan," katanya.

Markas Uni Eropa di Brussels pada hari Minggu memberlakukan larangan ekspor beberapa peralatan pelindung medis Uni Eropa dalam upaya untuk menjaga pasokan yang cukup untuk blok tersebut.

"Barang medis (alat pelindung) seperti itu hanya dapat diekspor ke negara-negara non-UE dengan otorisasi eksplisit dari pemerintah UE. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan karena kami membutuhkan peralatan itu untuk sistem perawatan kesehatan kami," kata von der Leyen dalam pesan video di Twitter.

Vucic menyatakan kemarahannya bahwa keputusan semacam itu telah dibuat oleh pejabat UE. "Orang-orang yang memberi kami kuliah di sini, (memberi tahu kami) bahwa kami tidak boleh membeli barang-barang Cina."

Di bawah keadaan langkah-langkah darurat yang diumumkan oleh Vucic, Serbia telah melarang masuknya semua orang asing, kecuali diplomat, orang-orang dengan izin tinggal, dan warga negara Cina yang membantu Serbia mengendalikan virus Corona.

"Kami akan memohon (warga Cina) untuk datang dan membantu kami dengan segalanya," kata Vucic.

Orang-orang yang diizinkan masuk ke Serbia harus mengkarantina diri selama setidaknya 14 hari. Pelanggaran dapat dijatuhi hukuman hingga tiga tahun penjara.

Orang-orang yang diizinkan memasuki Serbia tetapi berasal dari Italia, Swiss, Iran, Rumania, Spanyol, Jerman, Prancis, Austria, Slovenia, dan Yunani harus mengisolasi diri sendiri selama 28 hari.

Sejak Senin, taman kanak-kanak, sekolah, dan kampus di Serbia ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pelajar akan melakukan kegiatan belajar melalui siaran di Radio Televisi saluran pertama Serbia dan melalui platform online.

Pengusaha telah disarankan untuk merestrukturisasi praktik kerja sehingga sebanyak mungkin karyawan dapat bekerja dari rumah.

Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah sesering mungkin, transportasi umum akan dikurangi, dan jalur bus malam dibatalkan.

Serbia telah mengkonfirmasi 55 kasus coronavirus tanpa kematian pada hari Senin, menurut New York Times. Namun, negara itu mengumumkan keadaan darurat pada hari Minggu.

Sementara, negara-negara Uni Eropa termasuk Italia, Prancis, dan Spanyol, telah memberlakukan lockdown untuk menahan penyebaran wabah virus Corona.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

5 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

7 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

9 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya