Inggris Minta Manufaktur Otomotif Bantu Lawan Virus Corona

Senin, 16 Maret 2020 21:00 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers yang membahas tanggapan pemerintah terhadap wabah virus Corona, di Downing Street di London, Inggris 12 Maret 2020. [REUTERS / Simon Dawson / Pool]

TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi pandemi virus Corona, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan meminta perusahaan manufaktur untuk ikut membuat perlengkapan medis. Hal ini berkaitan dengan strategi Inggris dalam menghadapi virus Corona (COVID-19) yang menekankan pada pembentukan immunitas.

"Perdana menteri akan menekankan pentingnya peran manufaktur dalam membantu Inggris bersiap melawan virus Corona," berdasarkan keterangan pers pemerintah Inggris yang dikutip dari Reuters, Senin, 16 Maret 2020.

Hingga berita ini ditulis, total sudah ada 1.391 kasus virus Corona di Inggris. Jumlah korban meninggal, ada 35. Angka tersebut berpotensi meningkat mengingat Inggris memiliki strategi lain dalam memerangi virus Corona. Alih-alih membatasi gerak publik agar virus tidak menyebar dengan cepat, pemerintah Inggris akan fokus ke pembentukan daya tahan tubuh terhadap virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut.

Dengan kata lain, Inggris akan membiarkan virus Corona menyerang mereka. Namun, pertumbuhannya akan dikontrol sedemikan rupa agar tidak melebihi kemampuan tenaga medis menangani pasien. Dengan begitu, tenaga medis bisa fokus menyembuhkan mereka yang tertular, sementara tubuh mereka yang tertular nantinya bisa memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap virus Corona. Hal tersebut dikenal sebagai herd immunity.

Untuk memastikan tenaga medis siap dengan strategi tersebut, Inggris membutuhkan perlengkapan medis yang mumpuni. Itulah kenapa pemerintah Inggris meminta bantuan kepada manufaktur.

Mengutip Reuters, Johnson tidak membatasi jenis manufaktur yang ia mintai bantuan. Salah satu yang dimintai tolong bahkan Rolls Royce, manfukatur mobil yang juga membuat turbin untuk pesawat jet. Masih belum diketahui bagaimana nantinya manufaktur tersebut akan terlibat dalam pembuatan perlengkapan medis.

Adapun perlengkapan medis yang paling dibutuhkan, menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock, adalah ventilator. Ventilator berfungsi untuk membantu pasien virus Corona bernafas mengingat salah satu gejalanya adalah infeksi saluran pernafasan.

"Kami memiliki pabrikan mesin yang berkualitas di negeri ini dan kami ingin semua manufaktur untuk ikut membantu penyediaan ventilator," ujar Hancock.

Secara terpisah, Rolls Royce menyatakan siap membantu pemerintah Inggris. Meski bisnis mereka tidak bergerak di bidang perlengkapan medis, pihak Rolls Royce menyatakan akan mengupayakan segala hal yang bisa mereka lakukan.

"Kami bisa paham bahwa pemerintah mencari segala cara di mana para pengusaha bisa ikut terlibat dalam memerangi pandemi virus Corona. Kami siap membantu," ujar pernyataan pers Rolls Royce sebagaimana dikutip dari Reuters.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

9 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya